7

Minoritas Dalam Dunia Ini

Posted by Faril in
Pernah di dalam perjalanan berangkat ke kampus, aku menemukan sebuah frame yang menakjubkan. Mungkin bagi sebagian orang zaman sekarang, hal ini terbilang ganjil untuk dilakukan. Hal ganjil bagi sebagian orang, bukan semua orang di dunia. Tapi sebagian besar orang yang sekarang hidup di dunia (yang katanya) modern ini.
Ada seorang remaja berjalan tepat di depanku dengan tas yang kukira sangat berat terkait di punggungnya. Sebuah buku ada di genggaman tangan kanannya; ia membaca sambil berjalan. Sepertinya dia sedang menghapal karena kulihat dia menunduk melihat bukunya, lalu menengadah, menunduk melihat buku lagi, melihat sekitar.
Saat ia melihat sekitar, kupikir ia melihat sebuah botol bekas minuman yang tergeletak di dekat selokan tak jauh dari langkah kaki kirinya. Tanpa berpikir panjang, dia langsung memungutnya dengan sebelah tangan yang tak sedang memegang buku. Sejenis cairan keluar dari botol bekas itu, kupikir adalah sisa yang tak dihabiskan. Sebagian menetes di sepatunya yang sebelah kiri, meninggalkan noda berwarna orange.
Sejenak aku berpikir, kenapa ia mengambil botol-plastik yang sudah dibuang pemiliknya terdahulu. Mungkinkah ia melihat sesuatu yang bersinar dari dalam botol. Atau jangan-jangan dia kolektor botol-bekas.
Ia berjalan beberapa langkah sambil masih membawa botol yang ditemukannya di jalan tadi; tapi dengan posisi mulut-botol ke arah atas sehingga tak ada lagi cairan yang tumpah. Sambil berjalan, ia mengacuhkan buku yang dipegangnya dan memperhatikan botol itu dengan seksama; kupikir tentu saja dia tetap fokus ke arah jalan agar tak tersandung.
Ternyata semua tebakanku tak ada yang akurat. Dia mengambil botol itu untuk dibuang ke tempat sampah yang berjarak 15 langkah di depan!! Dia rela tak menghentikan aktifitas untuk menghapal buku (kukira ia akan menghadapi semacam ujian), mengambil botol yang sudah kotor oleh tanah dengan tangannya, sepatunya kotor terkena cairan sisa yang kupikir akan susah membersihaknnya, hanya untuk membuangnya ke tempat yang seharusnya!!
Langsung saja aku terpana dengan sikapnya itu. Sangat jarang kutemui orang yang akan rela mengambil sampah yang bukan olehnya dibuang, untuk membuangnya ke tempat sampah. Dilakukannya tanpa perlu mengharap ada banyak orang yang melihatnya, tanpa ada liputan berita tentangnya, tanpa ada yang memberinya upah.
Aku malu sendiri melihatnya, seperti moral ini tak pernah diajari hal demikian, serasa aku ini orang egois yang kurang peduli pada lingkungan sekitar. Karena jika aku yang melihat botol itu, belum tentu aku akan memungut dan membuangnya ke tempat sampah. Dua orang yang sangat kontras meski berada dalam satu garis jalan. Sebuah perbedaan yang sangat mencolok dari sesama orang-berakal.
Dia yang sibuk membaca dan menghapal, masih sempatnya mengalihkan pandangan pada sepotong sampah yang kotor, lalu memungutnya, dan membuangnya ke tempat sampah. Sikap hebat yang jarang dilakukan manusia zaman sekarang, bahkan juga aku sendiri.


Setting ruang: Lima belas langkah dari tong sampah berwarna abu-abu
Terinspirasi oleh: Manusia bijak yang lebih peduli dibanding Dewan Pertimbangan Agung.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

7 percakapan:

  1. Follow sukses. ditunggu follow backnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe hebat ya orang yang seperti itu.
      Aku juga belajar untuk seperti itu. Kalau lagi jalan lihat sampah plastik atau kertas tercecer sebisa mungkin mungutin dan masukin ke tong sampah. Selain menghargai lingkungan itu juga membantu cleaning service hehe...

      Hapus
  2. Model-model orang seperti itu adalah model orang Jepang. Kalau kita bergaul dengan lingkungan orang Jepang pasti kita akan ikut peduli dengan lingkungan sekitar. Saya sudah merasakan hal itu saat kumpul dengan orang Jepang yang ada di Surabaya. Masak orang Jepang peduli dengan lingkungan yang ada di Surabaya, saya yang sbg orang Surabaya masak tidak peduli dengan lingkungan sendiri.

    Itu salah satu contoh. Artikelnya bagus sekali, bagus untuk di share biar sadar lingkungan kita masing-masing.
    (maaf komen terlalu panjang). Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang saya takjub dengan orang Jepang. Sebenarnya orang Belanda pun demikian. Sewaktu zaman Hindia Belanda, sungai-sungai di Semarang sangat bersih dan jernih airnya, jalanan tidak terlihat sedikitpun sampah. Mereka selalu melakukan inspeksi kebersihan setiap hari..
      Mungkin saja kita kurang terinspirasi dan kurang termotivasi menjaga lingkungan, terutama kebersihan dan kelestariannya..

      Terimakasih sudah berkomentar, tak masalah apakah komentar itu panjang atau pendek, yang terpenting dapat memberi tambahan pengetahuan..

      Hapus
  3. Whaowww.. aku juga tak menduganya sama sekali.
    Hmmm.. lagi lagi masalah kebersihan, buang sampah pada tempatnya, memelihara taman langit beserta isinya.
    Satu hal yg mungkin akan sangat sulit dilakukan jika tidak di biasakan sejak kecil.

    Nice post,.. very inspiring :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali.. Jika sudah dibiasakan sejak kecil untuk menjaga kebersihan,saat dewasa pun akan mudah menjaga kebersihan dan selalu menerapkan pola pikir ini..

      Hapus

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive