2
Tentangmu
Posted by Faril Lukman
in
puisi
Hentakkan tanah mulutku bergumam
Tangisi amarahmu yg kuredam
Diam
Aku menerimanya dalam diam
Tak seperti sewaktu masih tunas
Ketika kita bisa bicara bebas
Tak adakah satu bekas,
Yang teringat meski terbatas?
Tak adakah?
Apakah air hanya mengalir ke satu arah?
Bukankah ia kembali melalui awan merekah?
Lalu jatuh lagi di mata air penuh berkah?
Kuakui semua salahku
Yang terlalu lama duduk menunggu
Tak peduli pada awan menggerutu
Tak sadar matahari telah berlalu
Kau yang tak sabar
Atau aku yang terlalu banyak memutar
"Tak ada yang bisa disalahkan", mereka berujar
Ego masing-masing memang telah mengakar
Ah, biarkan itu semua
Berjalan seperti adanya
Rinduku semoga segera sirna
Akan ada untukku pengobat luka
Terinspirasi dari dia yang pertama dan sulit dilupa
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Tangisi amarahmu yg kuredam
Diam
Aku menerimanya dalam diam
Tak seperti sewaktu masih tunas
Ketika kita bisa bicara bebas
Tak adakah satu bekas,
Yang teringat meski terbatas?
Tak adakah?
Apakah air hanya mengalir ke satu arah?
Bukankah ia kembali melalui awan merekah?
Lalu jatuh lagi di mata air penuh berkah?
Kuakui semua salahku
Yang terlalu lama duduk menunggu
Tak peduli pada awan menggerutu
Tak sadar matahari telah berlalu
Kau yang tak sabar
Atau aku yang terlalu banyak memutar
"Tak ada yang bisa disalahkan", mereka berujar
Ego masing-masing memang telah mengakar
Ah, biarkan itu semua
Berjalan seperti adanya
Rinduku semoga segera sirna
Akan ada untukku pengobat luka
Terinspirasi dari dia yang pertama dan sulit dilupa
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
2 percakapan:
Bertemu orang yang layak dicintai tapi kenyataannya harus dilepaskan...it's hardly tapi harus move on...#sok teuy
BalasHapushmmm.. for the fairest :)
BalasHapus