0
Ratu Drama
Posted by Faril Lukman
in
puisi
Dia letakkan tangan di atas kepala setiap manusia
Meraba hulu pikiran yang tersisa
Dijangkaunya mimpi dan asa
Tertebak, terbaca, semua
Susupi jalan berongga dalam serabut pikiran
Rasukinya perlahan
Seperti langit yang dirundung awan
Awal datangnya mendung perlahan
Cerita demi cerita
Suasana demi suana
Dia cipta dengan sempurna
Seakan genggamannya pada dunia
Lembut kata tentang kesedihannya
Hangatkan telinga
Timbulkan semacam hati yang iba
Menangiskan jiwa
Ceria tampil di ujung senyuman
Segar seperti air tawar yang tersimpan
Gugah tawa pepohonan dalam taman
Memberinya selamat kebahagiaan
Lalu dia tinggalkan kesedihan untukmu
Tertawa sambil berlalu
Resah akan menjadi temanmu
Mana yang benar tentangnya tak pernah kau tahu
Terinspirasi dari: labirin dalam pikiranku yang telah kau bangun dengan imajinasimu
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Meraba hulu pikiran yang tersisa
Dijangkaunya mimpi dan asa
Tertebak, terbaca, semua
Susupi jalan berongga dalam serabut pikiran
Rasukinya perlahan
Seperti langit yang dirundung awan
Awal datangnya mendung perlahan
Cerita demi cerita
Suasana demi suana
Dia cipta dengan sempurna
Seakan genggamannya pada dunia
Lembut kata tentang kesedihannya
Hangatkan telinga
Timbulkan semacam hati yang iba
Menangiskan jiwa
Ceria tampil di ujung senyuman
Segar seperti air tawar yang tersimpan
Gugah tawa pepohonan dalam taman
Memberinya selamat kebahagiaan
Lalu dia tinggalkan kesedihan untukmu
Tertawa sambil berlalu
Resah akan menjadi temanmu
Mana yang benar tentangnya tak pernah kau tahu
Terinspirasi dari: labirin dalam pikiranku yang telah kau bangun dengan imajinasimu
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Posting Komentar