9
Bingkisan Rindu
Posted by Faril Lukman
in
puisi
Percikan gerimis hari kemarin masih membekas
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Di payung lusuhku yang bergagang cemas
Meneteskan rindu
Membasahi lamunku
Oh, awan di langit...
Belum juga payungku lepas dari tangisanmu kemarin
Kenapa sekarang kau bertumpuk lagi?
Menyudahi cahaya matahari yang ingin ke bumi
Membuat murung hatiku semakin menjadi
Aku ingin melihat langit jernih lagi
Bukan muram yang ingatkanku padanya
Pada perpisahan di basahnya sore waktu itu
Pada orang yang dulu selalu memayungiku
Melindungiku dari hujanmu, dari badaimu
Mungkin dia di sana juga sedang mengumpatmu, awan mendung
Karena kau membisikkan badai tanpa kabar apapun
Tak pernah membasahi tangisnya yang kering
Kau yang egois hanya lewat tak mau menemani
Kesendirianya memikirkanku terbelenggu di sini
Mendung yang bergerak
Bawalah bingkisan rinduku yang telah kulipat rapi
Sampaikan padanya melalui rintikmu
Basahilah hati dan senyumnya dengan rinduku
Sebuah bait rindu untuk seorang ibu yang terus menunggu
Mendung, sampaikan kalimatku melalui gemuruh:
"Ibu, rinduku padamu seperti badai mengamuk.
Takkan pernah bisa berhenti sebelum menemui sang Pemilik Rindu."
Terinspirasi oleh perasaan indah yang menyakitkan karena jauh dari orang tua
* * * * *
Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi
Menyudahi cahaya matahari yang ingin ke bumi
Membuat murung hatiku semakin menjadi
Aku ingin melihat langit jernih lagi
Bukan muram yang ingatkanku padanya
Pada perpisahan di basahnya sore waktu itu
Pada orang yang dulu selalu memayungiku
Melindungiku dari hujanmu, dari badaimu
Mungkin dia di sana juga sedang mengumpatmu, awan mendung
Karena kau membisikkan badai tanpa kabar apapun
Tak pernah membasahi tangisnya yang kering
Kau yang egois hanya lewat tak mau menemani
Kesendirianya memikirkanku terbelenggu di sini
Mendung yang bergerak
Bawalah bingkisan rinduku yang telah kulipat rapi
Sampaikan padanya melalui rintikmu
Basahilah hati dan senyumnya dengan rinduku
Sebuah bait rindu untuk seorang ibu yang terus menunggu
Mendung, sampaikan kalimatku melalui gemuruh:
"Ibu, rinduku padamu seperti badai mengamuk.
Takkan pernah bisa berhenti sebelum menemui sang Pemilik Rindu."
Terinspirasi oleh perasaan indah yang menyakitkan karena jauh dari orang tua
* * * * *
Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
9 percakapan:
menunggu mendung yang bergerak
BalasHapusberjatuhan sebagai rintik hujan
sehingga rindu tersampaikan =)
jika saja rintik hujan itu menyampaikan dengan ramah
Hapusagar yang menerima tak menjadi gelisah
agar aku yang mengirim juga tak resah
rindu slalu mengharu biru terlebih untuk muara segala cinta,
BalasHapusibu....
T.T
HapusPuisinya bagus sekali. Penuh makna.
BalasHapussaya suka bgt .... so softly blue
BalasHapuspuisinya mendung... :')
BalasHapuskomentar pembaca adalah pelangi setelah hujan
Hapushai makasih udah ikutan GA nya
BalasHapustunggu pengumumannya tanggal 1 Januari 2013 ya ;)