0
K&D Learns Storytelling 14
Wanita muda dan jejaring sosial, merupakan fenomena yang
cukup menarik yang terjadi di masyarakat belakangang ini. Pasalnya fenomena ini
mirip dengan fenomena gunung es/iceberg
tapi di balik. Yang terlihat lebih besar (kualitas, intensitas, akriditas, dll)
daripada kondisi sebenarnya.
Sekarang sudah banyak masyarakat atau orang-orang awam yang
memiliki kamera SLR. Agaknya hobi fotografi sudah menjadi tren tersendiri. Sudah
tidak eksklusif lagi. Dulu, sewaktu masih kuliah Arsitektur, saya ingin sekali
memiliki sebuah kamera SLR. Karena harganya relatif mahal, saya merutinkan diri
menabung setiap hari. Tidak banyak yang bisa saya tabung, hanya 500 rupiah
saja. Tidak apa-apa, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Dengan tekad
saya menabung tersebut, saya akan memiliki kamera SLR kira-kira setelah 66
tahun. Memang hanya tekad yang akan membuat saya memiliki kamera SLR.
Gambar 14.1:
Foto Mario Diambil dengan Kamera SLR Temannya.
Banyak yang
Bilang Kalau Mario Mirip dengan Agus Kuncoro. Padahal Ia Merasa
Lebih Mirip
Mike Lewis
Memotret dengan kamera SLR tanpa
didampingi skill yang mumpuni adalah sesuatu yang mubazir. Mending duitnya buat
beli tanah.
Perkembangan teknologi telepon
genggam yang mengarah kepada smartphone,
sedikit banyak telah menggeser penggunaan kamera SLR ini. Disamping harganya
yang lebih terjangkau, foto-foto yang dihasilkan pun tidak kalah bagusnya.
Tentu saja setelah melalui peng-efek-an dan pem-filter-an oleh
aplikasi-aplikasi. Yakh… begitulah kalau cuma ikut-ikutan. Ujung-ujungnya
kamera mahal cuma dipake buat dokumentasi kawinan doang. Hasilnya? Burem,
karena jarang latihan.
Dengan smartphone , kesempatan hasil jepretan kita untuk dilihat oleh
orang banyak terbuka lebar. Caranya
lebih cepat, lebih mudah, dan dan lebih praktis. Just take a photo and then upload. Terima kasih kepada Camera360 yang
telah meningkatkan persentase perempuan cantik sebanyak 67,82%. Namun ketika
saya mencoba memotret diri sendiri dengan Camera360, bukannya jadi cantik malah
di sebelah ada hantunya. Bahkan kamera pun bisa menzalimi saya sampai sejauh
itu. Sedih sekali.
Kehadiran smartphone dan aplikasi-aplikasi fotografi ini kemudian memunculkan
tren baru yang dinamakan ‘selfie’. Selfie adalah suatu perbuatan dimana
seseorang memotret dirinya sendiri kemudian di upload ke dunia maya. Seperti kedengarannya,
selfie lebih populer di kalangan
wanita, terutama wanita muda. Foto SELFIE
di-upload ke dunia MAYA, terdengar lebih kewanitaan dibandingkan dengan: foto DICKY
di-upload ke dunia BOWO; geli! Meskipun begitu, ada juga pria yang melakukan selfie. Dan menurut saya pria-pria yang
melakukan selfie adalah pria-pria
macho, gagah, dan berwibawa.
Gambar 14.2: Contoh
Foto Selfie Unyu Maksimal:3
Gambar 14.3: Pria-Pria
yang Melakukan Selfie adalah Pria-Pria
Macho, Gagah,
dan Berwibawa. Dengan Mengatakan Ini Berarti Saya Telah Membebaskan
Diri dari
Kemungkinan Penjara Seumur Hidup.
Perilaku selfie adalah salah satu cara untuk menarik perhatian dari suatu
komunitas atau masyarakat luas. Biasanya foto yang diupload adalah foto dengan
pose yang tidak standar, karena foto dengan gaya standar itu sama sekali tidak
menarik. Mungkin kamu pernah melihat foto ijazah kamu sendiri atau ijazah pacar
kamu. Biasa saja, datar. Bahkan terlihat menyedihkan untuk beberapa orang. Saya
sendiri sedih melihat ijazah S1 saya. Coba bayangkan jika di ijazah pacar kamu
itu terdapat foto seorang wanita dengan mata yang disipit-sipitkan dan bibir
yang dimonyongkan lengkap dengan efek magic
skin dari Camera360 (untuk mendapatkan hasil yang maksimal, biasanya
berpose sambil menahan nafas). Unyu banget nggak sih? Coba bayangkan kalau di
ijazah S1 saya juga dipasang pose mata yang disipit-sipitkan dan bibir yang
dimonyongkan. Makin sedih lagi.
Papa : Wooiii, Mario… kenapa ijazah S1 kamu fotonya kaya gini ?!
Mario : Biar unyu Papa. Nanti kalau orang lihat
pasti bakal kasih komen. Nanti juga bakal banyak yang like, Papa…
Papa : Nggak bisa… Papa nggak sudi. Pokoknya,
kamu ganti semua biaya yang Papa keluarkan selama kamu kuliah!
Kesal dimarahi, Mario I update status di Facebook. Begitu buka Facebook
ada notification: Mamah-na MarioMaria changed his profile
picture. Seketika terlihat foto ibu-ibu setengah baya berpose mata yang
disipit-sipitkan dan bibir yang dimonyongkan. Tidak lupa efek magic skin dari
Camera360. Mari menyanyi KELAKUAN SI KUCING GARONG…
Berfoto selfie dengan pose yang aneh-aneh, menurut artikel-artikel yang
saya search di google, merupakan
suatu bentuk gangguan kejiwaan dimana seseorang tersebut ingin menampilkan sisi
dirinya yang lain, yang notabene bukan dirinya. Orang tersebut menampilkan
sebuah ilusi, yang menurutnya ilusi tersebut lebih menarik atau lebih baik ketimbang
dirinya apa adanya. Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang
butuh pengakuan, ingin menjadi pusat perhatian dan cenderung KESEPIAN. Jadi
jomblo-jomblo di alam liar, kamu tahu harus speak
ke cewek yang mana.
Yang namanya gangguan jiwa tentu
saja meresahkan. Saya sendiri semakin was-was jika ternyata cewek-cewek aneh
ini berkeliaran di jalan-jalan. Tiap-tiap adik perempuan-remaja saya pengang
ponsel, saya selalu ikutin secara sembunyi-sembunyi. Begitu dia mulai
memonyongkan bibirnya, saya meloncat dari semak-semak… (padahal saya memergoki
dia di dalam kamar?!).
Mario : Adik,
kamu ganti semua uang kakak yang sudah kamu habiskan untuk beli es krim selama
ini!
Adiknya Mario :
Kakak!
Mario : Apa?!
Adiknya Mario : Kakak, selama ini aku beli es krim pakai
uang papa!!!
Mario : Lantas selama ini aku telah membelikanmu apa?
Adiknya Mario :
Kerupuk kulit kakak… kerupuk kulit…
Mario : ┐( ̄ー ̄)┌
Seorang teman dengan Facebook
dengan nama profile M4Nd4 cH4iY4nQk
QmU cheyAyU mengupload foto selfienya. Merasa tidak bisatinggal diam, saya
menelpon orang tuanya. Sekali-sekali para orang tua harus tahu kegiatan anaknya
di dunia maya agar dapat memberikan pengertian mana yang baik dan yang tidak
baik. Tidak beberapa lama kemudian, ternyata telpon diangkat oleh ibunya. ‘Ola? Sapose panasonic begindang telpon? Akika lagi crembong nih.
Cacamarica sapose?’ ternyata ibunya
pembaca KAMUS BAHASA GAUL-nya Debby Sahertian terbitan 2002.
Terkadang ilusi ini terbawa-bawa
sampai di dunia nyata, atau terpaksa dibawa. Kenapa terpaksa? Karena seseorang
selalu ingin menampilkan dirinya yang terbaik di depan umum, dan bagian diri
yang terbaik dari si cewek tersebut ‘menurutnya’ adalah ilusi yang
diciptakannya.
Di sebuah restoran seorang cowok
(sepertinya jomblo) sedang duduk-duduk sambil melihat-lihat ke luar. Sepertinya
ia sedang menunggu seseorang. Kemudian seorang perempuan muda datang, menyalami
cowok tersebut, dan duduk di kursi di seberang mejanya. Kopdar pun dimulai.
Cowok : Apa kabar?
Cewek : Baik
Cowok : Ternyata kamu nggak secantik foto-foto kamu yang di twitter ya?
Si cewek langsung pasang mata yang
disipit-sipitkan dan bibir yang dimonyongkan. Nafas agak ditahan.
Cewek : Musu suh? (artinya: masa sih?)
Cowok : Oh nggak, sorry. Aku
salah lihat. Emm… kamu mau pesan apa?
Cewek : Nusu gurung spusiul sumu jus ulpukut (artinya: nasi goring
special sama jus alpukat)
Percakapan berlangsung selama
hampir 45 menit.
Cowok : Enak makanannya?
Cewek : Unuk… buluh nunyu ngguk? (artinya: enak… boleh nanya nggak?)
Cowok : Kamu mau nanya apa?
Cewek : Kumu muu burupu lumu lugu nyuksu uku? Kunupu
ngguk bunuh uku uju sukuluun? (artinya: kamu udah punya pacar belum? Mau nggak
jadi pacar aku?)
Di kolam renang, beberapa
pasangangan BUKAN SUAMI ISTRI tampak sedang asyik berenang. Mereka
bercengkrama, bercanda, ceria. Beberapa menit kemudian satu orang cewek mengambang,
disusul seorang lagi, dan dengan cepat menjadi enam orang. Tidak sampai satu
jam kolam renang tersebut sudah dipenuhi oleh cewek-cewek yang mengambang.
Paling enak memang menjadi diri sendiri.
Pernah mendengar istilah tuntutan
profesi? Seseorang memprogram penampilan dan perilakunya sesuai dengan
profesinya. Contohnya seorang pegawai bank, selalu berpakaian rapi dan ramah
kepada setiap nasabah. Begitu juga dengan ilusi. Ilusi, pada tahapan yang lebih
lanjut, menuntut si pembuatnya untuk MENJADI ILUSI ITU SENDIRI.
Papa,
beliin aku peralatan make up papa… aku pengen kelihatan cantik nih (karena
di dunia nyata tidak ada efek dan filter).
Papa,
aku pengen pasang kawat gigi Papa! (karena waktu foto buat profile picture dia pinjam kawat gigi
temannya).
Papa,
beli mobil dong… (karena waktu foto buat Facebook lagi dipaksa sales mobil
nyobain mobil di pameran di mall. Benar, saya kurang suka dengan sales mobil.
Suka nanyain PIN soalnya).
Papa,
beli rumah baru dong yang lebih gede… aku mau ngajak temen-temen se-geng ngerokok
dan minum miras di rumah nih (karena waktu foto buat instagram lagi party di rumah temannya. Sekarang
giliran party di rumah si cewek).
Papa
denger nggak sih aku ngomong? Papa mau ke mana?
Papa
mau ke luar sebentar Nak, MAU JUAL GINJAL…
Akhirnya cara Mario juga yang
ditempuh. Semoga mereka tidak menempuh ‘lembah gelap’ yang terdalam demi
memenuhi kebutuhan untuk merealitakan ilusi mereka. Jika mereka tetap akan
menempuh ‘lembah gelap’, saya mendoakan agar mereka tidak lupa menghidupkan
lampu.
Apa yang menyebabkan tuntutan ilusi
semakin kuat dan semakin besar? Jumlah teman di Facebook dan follower di
twitter. Semakin banyak akan semakin kuat tuntutan tersebut. Ya, tapi apalah
daya. Untuk diakui dan terkenal dizaman sekarang memang kita harus memiliki
banyak teman dan follower. Tapi itu tetap tergantung pribadi masing-masing sih, dewasa apa nggak dalam menyikapi
perkembangan tren dan teknologi komunikasi ini. Just information saja, sejak saya menulis K&D Learns
Storytelling sekitar dua tahun yang lalu, follower saya hanya 35 dan saya
following 47. Itupun saya following baru nambah satu lagi kemarin sore. Saya
follow Sherina.
P.S: hidup saya baik-baik saja
sampai saat ini.
Dari sisi cowok-cowok, sebetulnya
ilusi yang diciptakan oleh cewek-cewek tersebut efeknya seperti cabe rawit.
Pedasnya hanya sebentar, kalau kebanyakan bocor. Tidak berpengaruh banyak.
Sewaktu lihat profile picture: eh,
ini cewek cantik juga, lucu. Tapi setelah ketemuan ternyata yang di profile picture sama aslinya beda. Mengecewakan.
Kami merasa dibohongi. Sebetulnya kami nggak butuh wajah-wajah yang cantik.
Kami nggak butuh wajah-wajah yang lucu. Kami hanya butuh cinta. Kami hanya
butuh cinta dan pakaian yang agak seksi. Itu saja.
Dalam sebuah hubungan yang paling
penting adalah kejujuran. Kemarin masih single,
besok nya status sudah in relationship.
Kemarin engage with, besoknya single. Kemarin married, besoknya single.
Facebook ternyata bisa meningkatkan angka perceraian. Kemarin cuma komen ‘hai…
apa kabar, boleh kenalan nggak? Besoknya di block.
Kemarin nge-tweet: lagi kangen kamu :) besoknya di bully. Apakah saya kurang
pantas untuk mengangeni seseorang?
Ketika keinginan untuk mencari
cinta sudah tidak dapat dibendung lagi, kami harus mencari ke mana? Di mall, di
café, di restoran, di toko buku, dan di jalanan komplek semua sama saja. Susah
sekali mencari perempuan yang tidak menampilkan ilusi. Perempuan yang
kecantikannya alami seperti di iklan-iklan. Kami semakin frustasi. Kami tidak
tahu lagi harus bagaimana. Pada kondisi seperti inilah satu-satunya jalan yang
bersinar adalah ‘jalan kebenaran’. Jalan spiritual.
Saya menghubungi seorang teman lama
yang dahulunya terkenal sebagai pentolan Rohis di SMA. Seorang pria muda yang berpenampilan
arab.
Mario : Wan.. biar dapat pacar
cantik caranya gimana Wan?
Teman arab : Ente nyarinye harus di tempat yang
bener Ji
Mario : Tempat yang bener itu kaya
gimana Wan?
Teman arab : Coba ente nyari di Mesjid. Pasti pada
cantik tuh akhlaknya
Keesokan
harinya…
Mario : Becanda ente Wan. Ane udah
nyari ke Mesjid tapi nggak nemu tuh harim
teman arab : Ente nyarinye kapan?
teman arab : Ente nyarinye kapan?
Mario : Jumat kemarin Wan, jam 12…
Teman arab : Hhmmphh… AMSYONG
***
EPILOG
Bicara susahnya mencari cinta,
ujung-ujungnya pasti akan kembali kepada cinta pertama. Cinta pertama Mario
kepada seorang gadis kurus berkacamata semasa kuliah dulu. Cinta yang membuat bibirnya
sering menyenandungkan Rain of July
dari The
monophones https://www.youtube.com/watch?v=DD1Vcd5GrqI
di setiap kesempatan. Pada
suatu sore yang kering, di taman selepas jam kuliah terakhir. Daun-daun angsana
kering berguguran ditiup angin yang pelan. Asap putih mengepul tipis sebatas
kaki dari daun-daun kering yang di bakar oleh petugas kebersihan. Mario duduk
berdua dengan gadis itu di bangku taman.
Namanya Em, dan dia sangat menyukai
arsitek-arsitek barat. Sedangkan Mario mengaku-ngaku menyukai arsitek-arsitek
dari Jepang. Mario sangat senang mendengarkan Em bercerita tentang
arsitek-arsitek kesukaannya tersebut. Sebetulnya Mario tidak peduli, ia hanya
senang mendengar Em berbicara. Ia juga senang menertawakan setiap kelucuannya.
Bahkan ketika Em tertawa dengan nada yang aneh, Mario juga menertawakannya. Waktu
seakan berjalan lambat baginya pada sore itu. Ketika Em bercerita tentang Frank
Loyd Wright, Mario menyambung dengan Tadao Ando. Em bercerita tentang Paul
Rudolph, Mario tidak kalah dengan menceritakan Kisho Kurokawa. Em bercerita
tentang Santiago Calatrava, Mario menyambung dengan… Ameri Ichinose karena
sudah kehabisan bahan.
Daun-daun kering tidak berhenti
berguguran, asap putih tipis juga tidak berhenti menyentuh kaki. Sore merambat
pelan kea rah barat.
Sudah lama juga, kira-kira tiga
tahun yang lalu. Apa kabar Em sekarang? Dan matahari sore ini, seperti
mengungkit kenangan masa lalu. Mario mencari-cari nomer Em di phonebook-nya. Begitu telepon tersambung,
ternyata suara perempuan lain bernada riang yang di dengarnya: nomor yang anda tuju sudah tidak aktif. Jadi
jangan coba-coba menghubungi nomor ini lagi!
Dear
sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
when the dream was so blind
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind
would you give of your time
To give the cloud the chance
when the dream was so blind
Dear sunshine
would you give of your time
To give the cloud the chance
that the dream was so blind
Matahari sore belum pernah seperih
ini.
***
Bersyukur adalah kunci merasakan
kebahagiaan. Bersyukur bukan berarti kita berhenti untuk mencari yang lebih
baik, tapi senantiasa berusaha mendapat yang lebih baik untuk kemudian
disyukuri dengan kadar yang lebih besar.
Terima kasih
@KnD_Mario
SUMBER GAMBAR:
http://www.sayangi.com/politik1/apa-siapa/read/13767/seperti-obama-sby-dan-pm-najib-juga-berfoto-selfie
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Posting Komentar