5
Kenapa Mobil Pejabat Didahulukan?
Posted by Faril Lukman
in
opini
Bagi yang sering menggunakan jalan raya, pasti tak asing dengan kondisi ini; mobil-pejabat mendapat prioritas lebih utama untuk menggunakan jalan dibanding pengguna-jalan yang lain. Entah itu saat mobil-pejabat menyeberang jalan, melewati jalan macet, atau bahkan melewati lampu merah sekalipun. Saya tak habis pikir kenapa mereka bisa melenggang dengan nyaman dan cepat sementara orang yang menggaji mereka (rakyat-red) harus berjibaku dengan kemacetan dan menghirup polusi lebih lama.
Polisi pengawal pun bertindak seolah mereka lah yang membayar pajak jalan; atau bahkan seolah mereka yang memiliki akta kepemilikan jalan. Kendaraan yang ada di depan mereka langsung di-klakson dan dibentak-bentak agar minggir. Lalu mereka dapat menyusuri jalanan dengan mulus tanpa pernah berhenti karena terhalang kendaraan lain. Emm, mungkin akan lain lagi ceritanya jika di depan mereka ada kendaraan pengangkut container. Hmmm..
Karena bisa dapat jalur bebas hambatan di jalan raya yang sebenarnya penuh dengan hambatan, tak jarang pengendara lain akan menjadi buntut (ekor-red) di belakang kendaraan para pejabat. Dengan begitu, mereka mendapat cipatran nikmatnya kecepatan lebih dari 60km/jam di jalanan yang sebenarnya nggak bisa lebih dari 40km/jam karena macet parah. Saya akui, dulu saat SMA saya juga sering memanfaatkan celah ini agar bisa cepat lepas dari penatnya jalan raya. Tapi sayangnya, jika kendaraan pejabat memasuki jalan tol, saya hanya bisa melongo karena roda kendaraan saya cuma dua.
Sampai saat ini, saya belum pernah menjumpai kejadian begini: jalanan macet, ada ambulance yang sedang melintasi perempatan di jalanan ke arah utara. Lalu kendaraan pejabat datang di persimpangan jalan dari arah barat. Siapa yang akan di dahulukan, para pejabat atau ambulance yang butuh kecepatan ekstra demi menyelamatkan satu nyawa manusia? Emm, mungkin mereka perlu berdebat terlebih dahulu selama berjam-jam hingga akhrinya pejabat akan didahulukan agar "urusan" mereka cepat selesai dengan beralasan "demi kemakmuran orang lebih banyak".
Mungkin itu masih jauh dari kenyataan yang ada, tapi bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan mahasiswa yang sedang terburu-buru ikut ujian. Jika mereka telat datang ujian hingga akhirnya gagal lulus ujian, siapa yang nantinya akan menjadi pelurus bangsa (penulis tak mau menyebut "penerus bangsa", karena yang diteruskan dari generasi saat ini adalah kebobrokan moral. Sebaiknya para pemuda menjadi "generasi pelurus" yang memperbaiki generasi saat ini).
Bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan yang membawa bahan bakar Pembangkit Listrik. Jika mereka telat untuk menyuplai, pasti akan terjadi pemadaman bergilir yang akan menyusahkan banyak orang. Bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan seorang suami yang ditunggu kepulangannya oleh sang Istri, pasti si Istri akan merasa galau di rumah.
Dan terakhir, bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan malaikat pencabut nyawa? Pasti sang Malaikat akan telat mencabut nyawa seseorang yang sangat jahat sehingga kejahatannya dapat bertahan beberapa menit.
Setting ruang: jalanan penuh polusi
Terinspirasi oleh: keinginan segera sampai di rumah dengan dikawal polisi layaknya pejabat
Polisi pengawal pun bertindak seolah mereka lah yang membayar pajak jalan; atau bahkan seolah mereka yang memiliki akta kepemilikan jalan. Kendaraan yang ada di depan mereka langsung di-klakson dan dibentak-bentak agar minggir. Lalu mereka dapat menyusuri jalanan dengan mulus tanpa pernah berhenti karena terhalang kendaraan lain. Emm, mungkin akan lain lagi ceritanya jika di depan mereka ada kendaraan pengangkut container. Hmmm..
Karena bisa dapat jalur bebas hambatan di jalan raya yang sebenarnya penuh dengan hambatan, tak jarang pengendara lain akan menjadi buntut (ekor-red) di belakang kendaraan para pejabat. Dengan begitu, mereka mendapat cipatran nikmatnya kecepatan lebih dari 60km/jam di jalanan yang sebenarnya nggak bisa lebih dari 40km/jam karena macet parah. Saya akui, dulu saat SMA saya juga sering memanfaatkan celah ini agar bisa cepat lepas dari penatnya jalan raya. Tapi sayangnya, jika kendaraan pejabat memasuki jalan tol, saya hanya bisa melongo karena roda kendaraan saya cuma dua.
Sampai saat ini, saya belum pernah menjumpai kejadian begini: jalanan macet, ada ambulance yang sedang melintasi perempatan di jalanan ke arah utara. Lalu kendaraan pejabat datang di persimpangan jalan dari arah barat. Siapa yang akan di dahulukan, para pejabat atau ambulance yang butuh kecepatan ekstra demi menyelamatkan satu nyawa manusia? Emm, mungkin mereka perlu berdebat terlebih dahulu selama berjam-jam hingga akhrinya pejabat akan didahulukan agar "urusan" mereka cepat selesai dengan beralasan "demi kemakmuran orang lebih banyak".
Mungkin itu masih jauh dari kenyataan yang ada, tapi bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan mahasiswa yang sedang terburu-buru ikut ujian. Jika mereka telat datang ujian hingga akhirnya gagal lulus ujian, siapa yang nantinya akan menjadi pelurus bangsa (penulis tak mau menyebut "penerus bangsa", karena yang diteruskan dari generasi saat ini adalah kebobrokan moral. Sebaiknya para pemuda menjadi "generasi pelurus" yang memperbaiki generasi saat ini).
Bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan yang membawa bahan bakar Pembangkit Listrik. Jika mereka telat untuk menyuplai, pasti akan terjadi pemadaman bergilir yang akan menyusahkan banyak orang. Bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan seorang suami yang ditunggu kepulangannya oleh sang Istri, pasti si Istri akan merasa galau di rumah.
Dan terakhir, bagaimana jika mereka diprioritaskan dibanding laju kendaraan malaikat pencabut nyawa? Pasti sang Malaikat akan telat mencabut nyawa seseorang yang sangat jahat sehingga kejahatannya dapat bertahan beberapa menit.
Setting ruang: jalanan penuh polusi
Terinspirasi oleh: keinginan segera sampai di rumah dengan dikawal polisi layaknya pejabat
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
5 percakapan:
kunjungan gan.,.
BalasHapusbagi" motivasi.,.
fikiran yang positif bisa menghasilkan keuntungan yang positif pula.,..
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,
yah di indonesia, keadaan yang kaya begini udah makin biasa aja.
BalasHapusterakhir ini yg saya liat di youtube, video "jagoan palmerah".
aparat yang seeenak udel nodong - nodong senjata (dan bahkan ngasi tembakan 2 kali ke udara!).cuma gara - gara mobilnya srempetan sama motor.dan gilanya lagi aparatnya yang salah.
semoga kejadian ini gak makin parah.liat media massa (cetak non cetak) makin ke sini makin bikin mual dan mutah.karena isinya cuma ngomongin sampah (kriminal dan korupsi).
sekian unek - unek dari saya.hehehe
tetap optimis untuk Indonesia yang damai.
Terimakasih atas kunjungannya, mbah Singodimedjo.. Tumben banget nih maen ke sini..
HapusSaya mah sudah nggak langganan koran. isinya sama aja dari hari ke hari: persidangan korupsi, kasus Nazaruddin, dan kronco2 nya..
Mendingan beli majalah olahraga. Selalu fresh tiap 3 hari...
Jayalah negara kita!!!
coba liat akun twitter @triomacan2000 menguwak masalah korupsi indonesia dan intrik2 pemerintahan.
BalasHapuskenyakan omongannya si masuk akal.followernya dong udah sampe 46ribu orang.
MERDEKA !
No Partisan..No Bayaran..
Hapus