12
Materi, Manusia dan Perbudakan
Posted by Black Sakura
in
puisi
Tiada kemilau yang tak indah,
Walau kau tau silaunya membutakan matamu sendiri …
Tapi kau menerjang…
Semakin lama semakin meradang…
Walau jarimu tak mampu lagi menggenggam…
Bukan cawan yang ingin kau penuhi olehnya…
Tapi sungai yang mengalir tiada habisnya…
Bukan lagi seteguk pelepas dahaga…
Tapi bah yang menyapu dunia…
Kau jual imanmu…
Kau kubur moralmu….
Kau butakan nuranimu…
Kau tulikan hatimu…
Sekarang tinggal sisa…
Segunung kesombongan yang tiada habisnya…
Lalu kau berjalan dengan topeng kuda…
Wahai budak kaya raya…
Inspired by A Tale of 1000
Early morning, Room is a Secret Garden
Monday, October 17, 2011
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
Walau kau tau silaunya membutakan matamu sendiri …
Tapi kau menerjang…
Semakin lama semakin meradang…
Walau jarimu tak mampu lagi menggenggam…
Bukan cawan yang ingin kau penuhi olehnya…
Tapi sungai yang mengalir tiada habisnya…
Bukan lagi seteguk pelepas dahaga…
Tapi bah yang menyapu dunia…
Kau jual imanmu…
Kau kubur moralmu….
Kau butakan nuranimu…
Kau tulikan hatimu…
Sekarang tinggal sisa…
Segunung kesombongan yang tiada habisnya…
Lalu kau berjalan dengan topeng kuda…
Wahai budak kaya raya…
Inspired by A Tale of 1000
Early morning, Room is a Secret Garden
Monday, October 17, 2011
:: Berapa bintang yang kau beri? ::.
12 percakapan:
ya, mungkin bisa kita tujukan pada para pengusaha yang sudah terlalu banyak memiliki harta tetapi masih saja merasa kurang dan tak pernah berhenti bekerja meski cara yang dilakukannya sudah melanggar hukum, baik hukum agama ataupun hukum negara.
BalasHapusseperti ketua beeeeep (sensor-red) saat ini yang masih mencari kekayaan padahal udah kaya banget serta musibah lumpur nggak diurusinya sehingga banyak orang yang menderita..
Kita lihat saja nanti, apa kata dunia.
BalasHapusselalu merasa kurang, ckckck, itulah sifat manusia yg susah ya diatur T^T
BalasHapushehehe yang lebih menyedihkan sudah menjadi pengusaha dosa.yang memperkerjakan nafsu dalam gelap cahaya,, tapi masih tidak merasa,catatatan laba menghanguskan kertas malaikat yang mendanpinginnya,, semoga cepat waras.hehehe
BalasHapuswah berkunjung kesini jadi ikutan berpuisi.. asik sob.. thnks sudah membangun imaginasi diri dalam karya sastro. hehe happy blogging
dimana penulisnya? kog belum muncul menjawab komentar yang ada?
BalasHapusnama juga manusia...
BalasHapussejak jaman STW dulu uda ad yg namany budak
BalasHapusBlogwalking aja lh .. ^_^
BalasHapuswah suka berpuitis juga
BalasHapushehehhe
saya suka postingan yang begini
visit blog saya ok, kita sharing puisi :)
berhubung penulis puisi ini sedang sibuk, izinkan saya mengapresiasi komentar pengunjung..
BalasHapusBaha Andes: susah ya yang namanya manusia, dikasih lebih masih meminta yang lebih banyak lagi..
Cek Info: kalau zaman dulu kan budak yang berarti sebenarnya, untuk zaman sekarang lebih menjadi budak kekayaan dan popularitas..
Syndicate OS: oke, silakan berkunjung balik..
anakcantik: siap, kita saling menebar virus sastra, meski para penulis di blog ini bukanlah anak sastra (1 dari teknik, 1 dari bahasa, hehe)..
hmmm tetep aja tulisannya2 disini enak dibaca
BalasHapuskeep update yaah, cantik main kesini tiap hari lho sambil nungguin hehehe :D
Assalamualaikum kawan, terimakasih sudah mau membaca tulisanku... :) . beberapa bait ini hanyalah apa yang mata dan hatiku lihat dan rasakan yang mungkin kalian rasakan juga...
BalasHapusberbagi pikiran adalah cara terbaik untuk saling belajar...
saya sedang tenggelam dalam kehidupan nyata, Kawan. Hal itu menjadikan otakku tumpul untuk mewujudkan gambaran di pikiranku menjadi tulisan... i ll be back soon, thanks for reading :)