0

K&D Learns Storytelling 12

Posted by Faril Lukman in ,
Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit diangkasa, lalu berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk menggapainya. Ungkapan tersebut tidak ada hubungannya dengan tulisan di bawah ini.

Kalau orang bilang proyek itu adalah sumber uang masuk, mungkin ada benarnya. Terutama pada waktu proyek akan dimulai dan ketika selesai atau mendekati serah terima. Pada kedua tipe waktu tersebut uang berseliweran seperti sinyal wi-fi. Yang demikian itu sama sekali bukan indikasi korupsi. Cuma perilaku kolusi biasa. Tidak lebih. Dan percayalah, saya tidak pernah meminta-minta uang seperti itu. Hanya saja biasanya mereka memberi dengan ikhlas. Itupun setelah saya mengancam akan lompat dari puncak gedung.


Pengalaman saya dalam mengikuti proyek, hal yang paling penting adalah bagaimana menjalin hubungan baik dengan sesama project actors. Ada banyak orang yang terlibat dari berbagai latar belakang dan disiplin ilmu. Ada seninya, ketika kita harus berhubungan dengan orang lain. Ada strateginya, ketika kita ingin orang lain berkontribusi secara total dalam pekerjaan. Dan kuncinya adalah ‘ramah’. Apapun posisi anda, posisi puncak sekalipun, anda akan sangat sulit menyelesaikan tugas di dalam proyek jika anda tida ramah. Bukan menakut-nakuti, ketidakramahan sewaktu-waktu bisa menyebabkan ‘cangkul melayang ke kepala’.

Saling tegur sapa merupakan salah satu pengejawantahan dari sikap ramah. Ketika ada pekerja 1 yang melintas dan menyapa pekerja 2 sambil sedikit mengangguk, pekerja 2 biasanya akan membalas sapaan dengan posisi tubuh yang lebih rendah, yakni sedikit menunduk. Pekerja 1 secara reflek akan membalas sapaan pekerja 2 lebih rendah, yakni dengan sedikit membungkuk. Itu tandanya ia menghormati pekerja 2.
Pekerja 1 : pagi pak!
Pekerja 2 : ya, pagi mas!
Pekerja 1 : pagi pak!
Pekerja 2 : pagi mas!
Pekerja 1 : pagi pak!
Pekerja 2 : pagi mas!
Pekerja 1 : pagi pak!
Pekerja 2 : pagi mas!
Pekerja 1 : pagi pak!
Pekerja 2 : MAS… SAYA UDAH NYIUM LUTUT NIH!

Dalam mereposisi pekerja juga tidak bisa sembarangan dan seenaknya. Kita harus mengguakan interval waktu tertentu. Misal, pekerja bekerja di spot A dimulai pada pagi hari jam 8.00. Jika anda ingin memindahkan spot tugasnya, tidak bisa direct dan seketika. Pekerja bukanlah mesin yang bisa dipindah-pindahkan seenaknya. Anda bisa memindahkannya semisal setelah istirahat siang, yakni  jam 13.00. Coba bayangkan jika spot A adalah lantai 1,spot B lantai 17, dan spot C lantai 9. Anda memindahkannya direct dan seketika. Bagaimana perasaan mereka? Bagaimana kalau mereka sedang galau putus cinta?. Nanti kalau nangis bagaimana? Nanti kalau dia ngadu sama emaknya terus emaknya datang sambil marah-marah? Ingat, menginstruksikan pekerja seenak jidat adalah salah satu contoh perilaku tidak ramah.

Tipe pekerja berbeda-beda sifat dan perilakunya, tergantung darimana mereka berasal. Biasanya dalam pembagian zona kerja memang dibagi dalam grup-grup daerah/suku yang dikepalai seorang mandor. Bukan bermaksud mengkotak-kotakkan, hanya demi efektivitas semata, terutama dalam koordinasi dan komunikasi. Dan berikut beberapa grup daerah/suku yang sering saya temui:
1. Grup Jawa.
Grup Jawa yang paling terkenal adalah Grup Purwodadi, di samping juga ada grup-grup dari daerah lainnya. Mereka biasanya ikut proyek ketika musim tanam padi selesai dan pulang ketika musim panen tiba. Di Purwodadi areal persawahan memang masih luas, dan mereka sangat bangga akan itu.
Pekerja : Pak, di kampung saya di Purwodadi, sawahnya masih luas lho Pak. Berhektar-hektar.
Saya : oh, gitu ya mas?
Pekerja : iya pak, luuaass sekali. Ndak tau sawahnya siapa.
Kalau dari kepala saya bisa keluar awan-awan/cloud, di situ pasti sudah ada tulisan: URUSAN GUE APA…?!

Berada ditengah-tengah grup jawa seperti berada di tengah-tengah mafia Italia. Ada Marwoto, Purwanto, Nugroho, Sunyoto, dan Julianto. Dengan backsound musik klasik, seketika suasana berubah menjadi sekumpulan orang berjas dan berkacamata hitam lagi nyicipin varian morfin terbaru. Hmm… rasa sapi lada hitam.

Grup Jawa, senang bekerja sambil mendengarkan musik. Instrumen yang digunakan biasanya adalah hape cina yang suara speaker-nya besar dan serak-serak. Pilihan musik mereka hanya dua, dangdut dan music metal. Metal? Ya, metal. Lihat saja gubernur DKI Jakarta. Beliau penggemar musik metal. Bayangkan kalau playlist-nya diselang-seling, dangdut-metal, dari jam 08.00 pagi. Istirahat siang semuanya sibuk balseman leher. Malahan sampai harus mendatangkan ambulance karena ada yang patah tulang leher. Paling ekstrim? Putus leher.

2. Grup Sunda
Grup Sunda biasanya berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat, seperti: Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Grup ini rata-rata diisi oleh orang-orang yang melek mode, seni, dan stylish. Pekerja muda biasanya penggemar piercing/tindik. Mulai dari tindik di bibir, lidah, sampai tindik telinga yang lubangnya sebesar mangkok mie ayam yang ada gambar ayamnya. Pernah lihat orang yang tindik kupingnya lebar terus dipasangi ring? Kalau dia lagi nunduk, ikan lumba-lumba bisa lompat lewat situ. Biar lebih menantang ring-nya dibakar.

Ketika bekerja diproyek,  biasanya mereka mengenakan kaos-kaos bergambar band rock kesukaan mereka. A7X, My Chemical Romance, Burgerkill, Seringai, dan Jamrud. Sebagian lagi mengenakan kaos bertuliskan ‘JUAL BERAS CIANJUR’. Ada juga yang pakai kaos bertuliskan ‘PILIH ABAH KUSEP UNTUK MAJALENGKA YANG LEBIH BAIK’. Rocker abis. Beberapa ada yang bertato. Ada yang mukanya sangar-gondrong tapi tato di lengannya gambar kelinci berjejer dengan gambar kodok dan disampingya ada tulisan Sherly. Sherly adalah nama mantan pacarnya yang sekarang bekerja di Bank BPD. Ada lagi yang bergambar kuda berjejer dengan gambar tang, tulisan ‘dg’, dan gambar hati. Maksudnya adalah ‘KUDATANG DENGAN CINTA’. Ketika saya tanya kenapa ‘dengan’-nya disingkat ‘dg’, pekerja itu menjawab: “bikin tato sakit pak, makanya saya singkat aja. Biar sakitnya nggak terlalu banyak”.

3. Grup Medan.
Kalau anda berada di tengah-tengah grup medan yang sedang bekerja, yakinlah mereka tidak sedang marah-marah, memalak, apalagi berencana tawuran. Mereka hanya berbicara saja. Berkomunikasi. Kalau anda ingin sukses berkomunikasi dengan mereka, pagi ketika sarapan sebelum berangkat bekerja, makanlah dengan kenyang dan minumlah jus jahe kental tiga perempat gelas, dicampur dua butir kuning telur bebek betina, dan empat batang kumis kucing. Boleh pakai yang tanaman kumis kucing atau kumis kucing yang asli juga nggak apa-apa. Setidaknya itu bisa membuat anda tahan teriak-teriak… maksimal sampai jam 09.30 lah.

Pernah saya tidak sengaja mendengar percakapan kawan lewat telpon. Rupa-rupanya dia di telpon mamak mertuanya. Mamak mertuanya menuduh si kawan tersebut ‘tidak bisa berdiri’ karena anaknya tak hamil-hamil juga. Mari kita baca kutipan dialog di bawah ini dengan dialek mereka.
Saya : Bang, matikanlah speaker phone-nya. Kedengaran semua apa yang mamak mertua Abang cakap itu.
Kawan : Speaker phone apalagi nya?!!! Kau lihat nya aku pakai head set?!!! Aahh… KOTAK BIJIK MATA KAU !!!

Grup Medan ini termasuk orang-orang yang SPONTAN dalam berbicara. Bukan karena mukanya mirip Komeng, tetapi mereka bisa begitu saja mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Misalnya kalau lagi ada cewek jalan di depan mereka. Ceritanya beberapa pekerja lagi ngobrol sehabis kerja jam lima sore.
Grup Medan : Alamak, cantek kali ito ni. Ito, bolehlah abang kenalan sama kau! (tanpa berpikir panjang dia mendekati cewek yang sedang berjalan)
Grup Sunda : Semoga beruntung kawan
Si grup medan tampak berbincang dengan akrab dengan cewek tadi. Bahkan posisi mereka berdekat-dekatan, seperti membicarakan masalah yang intim. Tidak begitu jelas ekspresi mereka dari kejauhan. Beberapa menit kemudian si Grup Medan kembali.
Grup sunda : Bagaimana? Dapat PIN-nya?
Grup Medan : Ah, tak ada lah PIN-PIN nan!!! Kau lihat tangan aku ini! Hape, jam, kalung, cincinnya semua dikasihkan aku!!! Dipikirnya aku tukang todong!!!

Begitulah kira-kira sedikit gambaran pekerja dari beberapa daerah. Mereka memang orang daerah, sebagaian besar orang desa. Berbicara soal desa, saya merasa beruntung sempat merasakan masa kecil yang dipenuhi oleh kegiatan luar rumah. Dibandingkan dengan anak-anak sekarang, kalau ada beberapa anak kecil 5 s.d. 8 tahun sedang berkumpul, mereka bukannya ngobrol atau main petak umpet, malah sibuk dengan gadget. Main angry bird. Sayang sekali. Main angry bird dari pagi sampai sore. Dan kalau matahari sudah condong di ufuk barat, mereka berjejer rapi di pinggir jalan. Nunggu odong-odong. Seru sekali hidup mereka.

OK. Keadaan dari waktu ke waktu memang berubah, dan saya mungkin yang harus responsif. Sungai sekarang memang tidak sebersih dulu, tanah untuk area bermain tidak seluas dulu, pepohonan juga tidak sebanyak dulu. Main layang-layang sudah susah, karena lapangan atau tanah kosong sudah berkurang. Gantinya main angry bird. Main petak umpet sudah nggak seru. Ada GPS. Main perang-perangan diganti dengan air soft gun. Nembaknya nggak perlu pakai ‘mulut’. Bisa main sambil mingkem. Mobil-mobilan pelepah pisang diganti dengan mobil-mobilan remote control. Super canggih. Saking canggihnya bisa beli ayam goreng sendiri. Drive thru.

Berenang di sungai adalah kegemaran saya semasa kecil. Tidak sama dengan berenang di kolam renang, berenang di sungai tidak perlu pakai etika. Juga tidak perlu pakai celana. Jadi sewaktu beraksi loncat indah dari atas batu, kelihatanlah seperti ada kacang kulit isi tiga menempel di selangkangan kami. Sebagian ada yang mirip penghapus pensil pas kenaikan kelas. Kecil banget.

Kalau berenang di kolam renang, akan ketahuan siapa yang sambil berenang buang air kecil. Karena air di area sekitarnya akan menghangat. Kalau berenang di sungai, tidak akan ketahuan karena akan langsung dihanyutkan oleh arus sungai. Maka kami bebas berenang sambil buang air kecil. Seorang teman saya sangat pandai berenang. Saking pandainya, ia bisa berenang gaya bebas sambil you have an idea what he did actually. Tidak masalah, karena akan langsung ‘hanyut’ oleh arus sungai. Padahal emak nya lagi nyuci beras di bawah sana. Waktu selesai di tanak, emaknya heran: kok jadinya nasi uduk?

Efek yang ditimbulkan dari berenang di sungai di siang hari yang panas adalah kulit akan menjadi kering dan gelap. Keling. Kalau kulit kami digores dengan kuku atau ujung ranting maka akan membekas putih seperti kapur di papan tulis. Itulah kesempatan yang tepat untuk lomba menggambar. Yang menjadi media gambar adalah punggung teman sendiri. Ada yang menggambar gunung dan sawah-sawah. Ada yang menggambar hewan berkaki empat. Ada yang menggambar pesawat. Ada juga yang kelewatan bikin lukisan Monalisa dan De Sterrennacht-nya Van Gogh. Maka: dijual lukisan beserta punggung-punggungnya!

Mungkin karena efek berenang di sungai di siang yang panas masih belum hilang sampai sekarang, sewaktu saya jalan-jalan ke mall dan iseng nyobain topi bundar ala-ala tukang sapi, seorang cewek ABG datang mengampiri saya dan minta tanda tangan. Dia bilang: “thank you Bruno Mars”.

Selain berenang di sungai, hal lain yang sangat kami sukai adalah nonton Ksatria Baja Hitam RX (disingkat KBH RX). Kalau teman-teman ada yang generasi 90-an pasti juga sempat merasakan demam KBH RX. Untuk bisa nonton acara TV ini butuh usaha yang sangat keras. Masalahnya, tidak semua keluarga sanggup membeli antenna parabola pada waktu itu. Jadi, ketika acara KBH RX sudah dimulai, katakanlah di rumah salah satu warga, rumah itu pasti penuh sesak oleh anak-anak. Ruang keluarga tempat TV berada, penuh. Garasi, dapur, dan kamar mandi penuh; lumayan bisa dengar suaranya. Berbagai macam perjuangan. Ada yang melongok dari jendela, berdiri di pintu, nangkring di atas lemari, bahkan gelantungan di plafon. Semuanya demi  KBH RX.

Selesai acara KBH RX, kami berlomba menceritakannya kembali dengan semangat. Padahal sudah sama-sama nonton. Dan ini adalah momen yang paling tidak berguna, paling mubazir, dan paling sia-sia yang pernah kami lakukan. Menceritakan kembali adegan kepada seseorang yang juga sudah sama-sama nonton itu sama halnya dengan menabur garam ke ikan asin.
Saya : Kotaro Minami naik helikopter berdua sama Reiko, helikopternya oleng karena terpengaruh cahaya misterius. Orang-orang jadi panik dan lari ke truk.
Teman saya :Habis itu, Kotaro Minami sama Reiko loncat ke danau untuk menyelamatkan diri. Kotaro Minami  loncat duluan karena Reiko tersangkut di kaki helikopter. Dia ketakutan.
Teman saya yang satunya : Habis itu, pengaruh cahaya itu hilang. Helikopternya tiba-tiba parkir di tanah kosong. Ada asap keluar di sekitar helikopter.
Dan seterusnya hingga sedetail-detailnya.

Rasanya baru kemarin sore saya dan teman-teman mengalami masa-masa itu. Sekarang kami telah dewasa, telah menjalani hidup dengan pencapaian masing-masing, dengan profesi masing-masing. Sebuah kebanggan agaknya. Seperti berdiri di depan jendela besar, menatap ke luar, ke arah dedaunan yang bermandikan cahaya pagi dan butir embun. Rasanya sendu mengenang masa lalu. Kami adalah bentukan masa lalu.

Sewaktu berkumpul dengan teman-teman, saya memutar rekaman Ksatria Baja Hitam RX lewat youtube. Percakapan pun mengalir diantara kami.
Saya : Kotaro Minami naik helikopter berdua sama Reiko, helikopternya oleng karena terpengaruh cahaya misterius. Orang-orang jadi panik dan lari ke truk.
Teman saya :Habis itu, Kotaro Minami sama Reiko loncat ke danau untuk menyelamatkan diri. Kotaro Minami  loncat duluan karena Reiko tersangkut di kaki helikopter. Dia ketakutan.
Teman saya yang satunya : Habis itu, pengaruh cahaya itu hilang. Helikopternya tiba-tiba parkir di tanah kosong. Ada asap keluar di sekitar helikopter.
(y)

***

Ada hal-hal yang tidak bisa dilupakan manusia. Meskipun hanya sepenggal perbuatan yang tergolong sia-sia. Manusia menyebutnya sebagai kenangan.
Terima kasih.



Oleh: Pambayun Kendi P.




:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive