0

Dan Iblis pun Menggugat

Posted by Faril Lukman in ,
Apa yang kau tahu tentang aku? Aku adalah kekasih-Nya yang terdekat, yang selalu memuji-Nya selama ribuan tahun, yang paling utama di antara mahkluk yang lain, yang memiliki tempat lebih tinggi dari Jibril, yang memiliki wajah paling rupawan di antara yang lain, sayapku adalah karunia terindah.

Meringkuk di dekat aliran sungai dengan tabir gelap menyelimutinya. Di atas rumput yang menghitam sejauh lingkar satu meter di sekitarnya; hijau rimbun di luar garis satu meter. Semua tanaman yang diinjaknya akan mati dan menghitam seperti tak rela disentuh oleh kulitnya. Kulit yang membusuk dan penuh aura dengki, penuh dengan kebencian yang dipendamnya sendiri.
Ia menatap ke kedalaman air di tepian sungai, menyesali wujudnya kini; tubuh hitam legam, wajah penuh bisul, sayapnya kering dan banyak berlubang, kakinya seperti tak mampu menahan berat tubuh, tangan kurus dengan kuku panjang hitam. Wajahnya suram, lebih buruk dari makhluk apapun di dunia ini. Suaranya penuh asap dusta yang dibenci udara, tetapi terasa sejuk. Bisikannya adalah setengah racun dilapisi mawar merah merekah.
Ia telah kehilangan wujudnya yang dulu indah rupawan dengan sayap lebar wangi menghiasi udara. Pesonanya dulu yang membuat kagum seluruh mahkluk hingga iri pada kharismanya. Ia kehilangan semua hal baik pada dirinya, berganti semua keburukan dan kutukan yang terpancar dari wujudnya kini.

Perlahan aku mendekatinya karena penasaran dengan apa yang dibisikkannya pada udara kosong. Hujatannya seperti telah terpendam ribuan tahun dan kini dibebaskannya untuk mengutuk. Udara menggigil karena tangisannya. Pepohonan layu karena kesedihannya. Air membeku karena gugatannya.

Apa Kau tertawa dengan keadaanku sekarang? Puaskah kau? Dulu aku adalah yang paling dekat dengan-Mu, yang paling Kau kasihi, yang paling rajin bertasbih memuji-Mu. Hanya karena seorang manusia yang baru Kau ciptakan, Kau campakkan aku menjadi rasa jijik. Apa kelebihan dia yang baru bisa berdiri dibanding aku yang terus memujimu tanpa kenal lelah selama ribuan tahun? Bykankah dia dicipta dari bahan yang selalu turun, sedangkan aku tercipta dari yang selalu naik?
Keturunan Adam, mereka menolak Engkau, mereka mengganti Dirimu dengan sesuatu yang di luar pengetahuan mereka, tapi kenapa Engkau masih mengasihi dan meninggikan mereka? Sedang aku, yang selalu mencintai-Mu dengan murni dan tak pernah mendustakan kekuasaan-Mu, Kau jadikan hina dan terkutuk, dicap sebagai murtad, sebagai pemberontak perintah-Mu.

Tiba-tiba dia menengok ke arahku karena merasakan hawa kehadiranku, aku terkejut karena sorot matanya yang penuh dendam pada bangsaku. Aku hendak lari, tapi tak mampu menggerakkan kakiku. Seperti tertanam dalam tanah dan tak bisa melangkah. Sekedipan mata, ia pun telah melingkarkan sayapnya di sekitarku, membuat udara terasa mencekik setiap otot dan pergelanganku. Aku pun dapat merasakan nafasnya yang membuat udara enggan disentuhnya.

Keturunan Adam yang lebih hina dariku, apa yang kau pikirkan hingga berani menguping pembicaraanku dengan kekasihku?

Terkutuklah kau, wahai Iblis. Kau tak lebih baik dari leluhurku.

Terkutuk? Apa yang kau tahu tentang aku? Aku adalah kekasih-Nya yang terdekat, yang selalu memuji-Nya selama ribuan tahun, yang paling utama di antara mahkluk yang lain, yang memiliki tempat lebih tinggi dari Jibril, yang memiliki wajah paling rupawan di antara yang lain, sayapku adalah karunia terindah. Bagaimana bisa kau mengatakan leluhurmu lebih baik dariku?

Semua hanya masa lalumu, kau kini telah tergelincir dalam kedengkian. Bukan Adam yang menggeser posisimu di mata Allah. Kedengkian lah yang menyudutkanmu dan menjauhkanmu dari-Nya.

Bagaimana bisa kau mengambil kesimpulan bahwa aku telah jauh dari-Nya? Sampai saat ini aku masih dekat, bahkan semakin dekat dengan-Nya. Tak tahukah kau bahwa sampai sekarang ini aku sangat dekat dengan-Nya karena masih mematuhi segala perintahnya?
Aku diutus oleh-Nya ke dunia ini untuk menggoda anak Adam agar jauh dari-Nya, aku menurutinya tanpa bertanya. Ia sedang memberiku tugas yang sangat mulia; menguji keimanan manusia. Aku pun menuruti perintah itu meski manusia mencap diriku sebagai musuh-yang-nyata. Para pendahulumu telah berdusta tentangku.

Dia berjanji akan membakarku di dalam api neraka yang menyala-nyala, aku tak pernah meminta keringanan; semua itu aku lakukan karena ikhlas apa saja yang Ia lakukan adalah hak-Nya sebagai pemilik diriku ini.

Dia masih mengasihiku; Dia pun mengabulkan apa yang kuinginkan: hidup abadi sampai hari kebangkitan. Keinginan yang tak akan pernah kalian dapatkan.

Lalu bagaimana dengan wajah burukmu? Bukankah itu sebagai kutukan?

Ha.. ha.. ha... Kutukan katamu? kutukan katamu? ha.. ha.. ha... Ini adalah cobaan bagiku, apakah aku akan tetap mencintai-Nya meski Dia memberiku cobaan yang sangat berat ini. Buktinya, aku masih menerima perintahnya untuk menguji keimanan Adam, meski akhirnya aku dimusuhi oleh semua makhluk-Nya dan dianggap yang paling kafir.

Jika benar kau masih menjadi kekasih-Nya, kenapa di setiap kitab menyebutmu yang-paling-membangkang dan paling-dilaknat, serta menjadi musuh yang nyata?

Aku memang membangkang, karena aku melakukan yang benar dan tak mau direndahkan di hadapan cerminan-keburukanku: Adam yang terbuat dari tanah (menurut Iblis, tanah adalah keburukan karena bersifat selalu turun ke bawah, sedangkan api adalah kebaikan karena pergerakan api selalu naik). Meski begitu, aku masih tetap mengakui bahwa Tuhanku adalah Allah Yang Esa.

Hmmm, bukankah kalian lebih membangkang dariku? Sering mengabaikan petunjuk dan peringatan.

Bahkan kalian adalah munafik! Lebih buruk dari seribu pembangkangan! Berpura-pura beriman, tapi sebenarnya menuhankan hal lain: menunda-nunda waktu ibadah dan lebih mementingkan hal duniawi, mengaku mencintai Tuhannya tapi lebih takut kehilangan harta-benda, berujar ingin mendapat petunjuknya tetapi terus menolak pengetahuan dari-Nya, menyesali dosa tapi melakukannya lagi.

Aku, aku memenuhi perintahnya untuk menyesatkan manusia dan tak pernah menyembunyikan apa yang kulakukan. Tidak seperti kalian yang terlihat hebat di luar, tapi membohongi diri sendiri.

Dan aku pun mulai terdiam tak bisa membantah Iblis, karena dia mengatakan apa yang ada pada diriku. Mungkinkah saat ini aku lebih mempercayai perkataan bangsaku atau membenarkan apa yang diucapkan Iblis?

NB. Jangan mencerna dengan pikiran tertutup, perkuat iman sebelum mempercayai perkataan Iblis di dalam tulisan ini.



Terinspirasi dari: Iblis Menggugat Tuhan (The Madness of God) karya Da'ud ibn Tamam ibn Ibrahim al-Shawni (pengarang), Bima Sudiarto (Translator), Elka Ferani (Translator), Pray (Penyunting), Dede Azwar (Penyunting)



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive