9

Bingkisan Rindu

Posted by Faril Lukman in
Percikan gerimis hari kemarin masih membekas
Di payung lusuhku yang bergagang cemas
Meneteskan rindu
Membasahi lamunku

Oh, awan di langit...
Belum juga payungku lepas dari tangisanmu kemarin
Kenapa sekarang kau bertumpuk lagi?
Menyudahi cahaya matahari yang ingin ke bumi
Membuat murung hatiku semakin menjadi



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

2

Salam Untukmu

Posted by Unknown in
ada beberapa asa yang tak mungkin jadi nyata
asa yang akan tetap pada bentuknya yang hakiki
tapi meski tahu tak ada satu manusia pun yang bisa menolong
dan tak ada teknologi yang bisa menjembatani
namun ratusan hari tetap dihabiskan untuk terus berharap

rindu yang tak mampu terbendung lagi
ruang hati yang tak sanggup menampung lara nya
jiwa yang makin redup karena habis daya
karena langkah yang tersendat pada persimpangan asa dan realita



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

12

Lamunanku Tentangmu

Posted by Faril Lukman in
Sebingkai gunung dan wajah
Kutemukan dalam dekapan lembar buku
Lusuh
Tapi tidak dengan maknanya
Kunci untuk menghidupkan mesin waktuku
Menuju enam atau tujuh lapis masa

Senyummu yang sebatas asa
Karena aku mengingatnya dengan caraku sendiri
Agar terjaga di luar radius pandang
Agar nyamanku tak mengusikmu
Kau tak keberatan kan?



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

3

I wonder if ...

Posted by Black Sakura in
I am about to picture your smiley face, my Dear...
But a thick haze blurs it away...
I am about to hear you whisper my name, my Dear...
But drizzle of booms are pounding in the sky...
I am sitting in this silent peaceful place, my Dear...
But my heart clings on you facing the war far away....

The time is ticking so slowly, as if it is gonna stop at any time.
So is my heart beat.
I wonder which of your skin wounded,
I wonder which of your bones broken,
I wonder which of your body bled,
I wonder ...



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

15

Sebuah Kisah Tentang Dirinya

Posted by Faril Lukman in
Biarkan aku bercerita tentang seseorang yang tersenyum pilu
Yang berdiri diam di bawah payung biru
Sibukkan diri dengan lamunan ragu
Terdiam, merenung, terbisu
Dalam bingkai sebuah lagu sendu

Dia berucap resah tentang bintang
Yang hanya muncul di waktu pagi dan petang
Kutahu dia begitu senang
Di saat bintang yang dirindunya datang
Oh, wajahnya menjadi cemerlang
Oh, matanya begitu berbinar terang



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

6

Tempe Bars

Posted by Black Sakura in
When everyone is sleeping tightly, he, Munir, a tempe maker is preparing for a long journey: walking for about two hours to reach where he could get pennies. His feet are the only vehicle he could afford and rely on. Therefore, the only thing that he can compromise is time. He manages to start earlier to make sure he gets his place empty when he arrived there, in Peterongan Market.

His slippers are getting thinner and thinner every day because they must fight against the hard concrete of the pavement. His shoulders look strong lifting two big boxes full of bars of tempe. As he gets in at his lapak, a simple place on the pavement around the market, he begins to arrange his tempe on the floor. A hundred bars of tempe are ready to sell. They looked pale yet hard, ready be a breakfast menu.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

9

Moment on A Train

Posted by Unknown in
KRL pukul 20:30.
Jalur 1.
Gerbong 5.
Pintu pertama sebelah kiri.

Aku hapal mati formula itu.
Formula yang bisa membawaku kepadamu.
Kau selalu sudah berdiri di sana, sendirian.
Dan aku selalu berdiri agak jauh darimu, tapi masih berada pada jarak pandang.
Jarak nyaman untukku bisa memandangimu, tanpa takut kau akan menyadarinya dan merasa jengah.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

0

Tua atau Dewasa

Posted by Unknown in ,
menjadi tua itu pasti
tapi menjadi dewasa itu pilihan
karena tua berdimensikan umur, sedangkan dewasa berdimensikan tanggung jawab

ketika dunia orang dewasa tak seindah angan-angan masa kecilmu
atau bahkan, sedikit mendekati pun tidak
inilah saatnya kau harus memilih
untuk menjadi dewasa atau tidak
untuk mengemban semua tanggung jawabmu atau melepasnya



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

4

Tak Mau Kau di Dekatku

Posted by Faril Lukman in
Kau selalu datang saat aku mulai berdiri
Menyibakkan daun telingaku sebelah kiri
Membisikkan kata yang tak kupahami
Tapi langsung berada di hati
Seperti kata itu memang berasal dari diri ini
Kuakui memang kaulah yang paling ahli

Kau menuduhku mengusirmu saat kuangkat telapak tangan
Membuatmu merasa panas berserakan
Di sekitarmu, kadang di belakang, kadang di bagian depan



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

2

Pelangiku Satu Warna

Posted by Faril Lukman in ,
"Kak, kog pelangi itu warna-warni ya?"
"Kalau cuma satu warna kan keliatan jelek. Kalau banyak warna gini kan keliatan lebih indah. Indah nggak pelangi itu?"
"Indah banget, kak. Warna-warni."

Penggalan canda dengan sepupuku yang masih 5 tahun semakin lekat di pikiranku. Apalagi di sini duduk sendiri di kursi paling ujung teras cafe. Ya, teras cafe dengan suasana ruang teras rumah tinggal, dengan kolam kecilnya, dengan tanaman merambatnya, dengan lantai marmer yang terkesan kuno, dengan rajutan bambu yang membayang, dengan jendela kayu tanpa cat, dengan gemericik air santunkan suasana. Tempat yang akhir-akhir ini selalu kukunjungi setiap Rabu sore sepulang lelah mencari uang. Rabu yang selalu sepi tak seperti hari lain. Rabu yang pengunjungnya hanya beberapa orang saja. Kenapa aku memilih Rabu yang sepi untuk ke cafe ini? Karena aku memang suka suasana sepi begini, lebih tenang untuk merenung, lebih senyap untuk berpikir, dan tentu saja sajian yang dipesan lebih cepat tiba di meja.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

3

Salam Untuk Calon Ibu

Posted by Faril Lukman in ,
Janin adalah salah satu anugerah Tuhan yang hanya akan diberikan kepada wanita. Anugerah yang seharusnya menjadi indah, tapi dianggap sebagian wanita menjadi aib yang tak ingin diterimanaya. Tak seharusnya wanita menggugurkan janin yang ada di dalam rahimnya. Bagaimanapun juga, mereka adalah makhluk hidup yang dititipkan Tuhan. Kecuali Tuhan, tak ada yang tahu peran apa yang akan diberikan janin saat kelak dia dewasa.
Semoga tak ada lagi wanita yang tega menggugurkan janin dalam kandungannya. Semoga para pria juga menjadi Imam yang akan melindungi janin dalam kandungan wanitanya. Jika saja janin dapat berbicara...

*****
@Segara_13: Dear mom. Aku sayang bunda, meskipun aku hanya tercipta dari nafsu belaka. Sincerely, janin..
@tinussinulingga: Mama dulu bolos ya waktu guru SMP jelasin ttg kelahiran bayi? 9 bulan, Ma, bukan 9 minggu. Sinc, Janin



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

6

Kenapa?

Posted by Faril Lukman in
Kenapa baru kusadari di akhir perjalanan?
Kenapa tak kuhindari saja dari awal?
Kenapa?

P.S Penulis tak dapat melanjutkan tulisan ini karena tak mampu menuangkan pikirannya dalam kata-kata.


Setting tempat: Meja berombakkan kertas jernih
Terinspirasi oleh: Seorang teman sekantor di kontraktor telekomunikasi


:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

2

Kota Jingan Ba

Posted by Faril Lukman in
Namanya Jingan Ba. Tapi ia biasa dipanggil Jingan atau Ji. Sebagian teman-temannya ada yang iseng memanggilnya Gi, karena tabiat Jingan Ba memang mirip dengan tokoh pemuda itu. Aku sendiri lebih senang memanggilnya Ji; lebih sederhana.

Ji anak semata wayang, berasal dari keluarga yang biasa, ayahnya kuli bangunan sedangkan ibunya seorang tukang cuci. Ia lahir tepat ketika gempa besar meluluhlantakkan seisi kota. Para pemuka agama mengatakan, waktu itu, gempa besar yang meluluhlantakkan seisi kota adalah hukuman dari Tuhan kepada warga kota yang mengabaikan nilai-nilai keimanan dan enteng berbuat dosa. Tuhan tidak senang, makanya ia mengirimkan gempa. Dan waktu gempa itu terjadi adalah tepat sebelas bulan dari waktu kematian ayahnya karena terjatuh dari lantai enam tempat ia bekerja. Kau mestilah bisa menduga-duga apa yang dipikirkan orang-orang kepadanya, juga kepada ibunya.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

2

Nyata Mimpiku

Posted by Faril Lukman in
Lelahku bukan karena menyerah, bukan karena jalanku yang terbelah.
Lelahku takkan muncul meski langit pecah.
Semangatku seperti berjalan di atas padang pasir. Melihat oase yang sejuk, membuat fatamorgana nyata.
Tubuhku tegap berdiri, menikmati khayal dibias semilir pagi.
Akalku semakin kuat, seluruh isinya tertumpah di bumi.
Pikiranku merajalela, menjadikan dunia di bawah kendali.
Kakiku menancap kokoh, dunia jadi pijakan yang nyaman.
Auraku menyebar menyelimuti udara, sebarkan racunku yang menginfeksi dunia.
Kelamku terhapus sudah, bintang terjauh meredup berganti bintang terdekat.
Kabutku sirna tertembus, memudar, menghilang, lenyap diusir cahaya.
Dinginku terserap, menguap, dikalahkan oleh hangatnya fajar.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive