0

Jurnal Rahasia Boromir of Gondor

Posted by Faril Lukman in ,
Jurnal ini adalah milikku, Boromir putra Denethor dari Kerajaan Gondor di selatan. Berisi perjalananku mulai dari Rivendell hingga tugas yang diberikan Master Elrond selesai.

Hari ke-1
Persaudaraan Cincin sudah dibentuk, kami berangkat dipandu oleh Gandalf. Tapi kenapa Gandalf bilang "Kami menunggu perintah Pembawa cincin" ? Huh, kenapa juga kita mau diperintah oleh Frodo yang lemah itu? Persaudaraan yang aneh, cincin sialan, dan misi yang mnyebalkan.


Hari ke-2
Berjalan terus di perbukitan, kakiku terasa terbakar. Kenapa kita tidak naik kuda saja agar lebih cepat? Mereka bilang misi ini harus rahasia dan selesai lebih cepat, tapi kenapa harus berjalan kaki seperti ini. Apalagi mengajak empat hobbit yang pemalas dan tak bisa bertarung, sepertinya Master Elrond tidak serius ingin berhasil karena memilih anggota yang lemah.

Hari ke-3
Aku berjalan di deretan belakang untuk mengawasi 4 hobbit; dan tentu saja mengawasi Frodo yang membawa cincin. Tapi, sepertinya Aragorn tak mempercayaiku. Ia berjalan di belakangku sambil terus mengawasi gerakanku. Aku tak akan merebut cincin itu dari Frodo!!!

Hari ke-4
Kami istirahat di puncak bukit yang ada bebatuan besar. Aragorn menyuruhku mengajari Merry dan Pippin untuk menggunakan pedang. Sialan, dia hanya duduk sambil merokok saat melihat kami latihan. Dasar Aragorn pemalas. Hobbit sialan, mereka menipuku dengan berpura-pura terkena pedang, lalu mereka menubrukku seperti menangkap kelinci. Sialan, tak ada waktu untuk mencuci bajuku yang kotor begini.
Legolas yang tajam penglihatannya melihat bercak hitam di langit. Gimli bilang itu hanyalah awan mendung. Bodoh, tak ada awan yang bergerak secepat itu, apalagi melawan arah angin.

Hari ke-6
Karena Celah Rohan sudah diawasi oleh Saruman sehingga kami tak bisa lewat sana, akhirnya Gandalf memilih lewat Puncak Charadas. Nama yang aneh untuk sebuah puncak perbukitan. Bukit Bayang-bayang, nama yang aneh untuk deretan perbukitan.

Hari ke-7
Puncak Charadas sialan, salju tebal hingga lutut membuat kami susah berjalan. Legolas aneh, dia bisa berjalan di atas salju tanpa meninggalkan jejak. Berapa ya berat tubuhnya?

Hari ke-8
Frodo jatuh dan menggelinding ke belakang, cincinya jatuh. Aku menemukannya dan mengambil cincin itu. tapi Aragorn berteriak menyuruku mengembalikannya pada Frodo. Hampir saja aku sudah memakai cincin itu di jariku. Aneh sekali, cincin itu seperti berbicara padaku melalui pikiran agar aku memakainya.
Aragorn memang menyebalkan, dia sudah memegang pangkal pedangnya. Memangnya siapa dia mau mengajak duel melawanku? Dia tak tahu berapa orang yang sudah kubunuh.

Hari ke-12
Kami terjebak di jalan yang mengerikan, hanya 3 langkah ke kanan, kita pasti mati terjatuh dari lereng ini. Salju setinggi perut, Gandalf masih saja ngotot lewat jalur ini. Lebih baik lewat Celah Rohan!! aku bisa membunuh semua Orcs yang kita temui!!
Legolas mendengar suara jahat di langit. Lihat!! petir menyambar puncak. Kami tertimbun salju yang tersambar petir. Salju sialan.
Akhirnya Gandalf menyerah dan memilih jalur lain, dia meminta Frodo yang memutuskan akan lewat mana: Celah Rohan atau Gua Moria. Tapi Frodo malah memilih lewat Moria yang diusulkan Gimli, tidak memilih lewat Celah Rohan yang kuusulkan. Awas kau, Frodo.

Hari ke-16
Kami mencari pintu Moria yang tak terlihat. Dasar Kurcaci bodoh, mereka sendiri tak tahu di mana letak pintu yang mereka buat sendiri. Mereka juga tak tahu mantra untuk membuka pintunya. Bodoh.
Merry dan Pippin sialan, mereka melempari danau di depan pintu Moria. Gurita raksasa keluar dan menyeret Frodo. Aragorn memotong lengannya, aku berhasil menangkap Frodo yang jatuh. Sialan, kenapa cincin itu tak lepas dari lehernya?

Hari ke-20
Gua ini sungguh membingungkan, banyak percabangan. Gandalf lupa jalan. Aragorn tak bisa membantu. Padahal mereka berdua pernah lewat gua ini sebelumnya. Bodoh.

Hari ke-21
Wow, kota Dwarodelf yang gagah. Pilar-pilarnya sangat besar dan tinggi. Sangat megah kota buatan Kurcaci. Mereka bisa membuat kota yang sangat besar di bawah tanah. Sungguh memukau siapapun yang memasuki kota ini. Minas Tirith tak segagah ini.
Gimli menemukan kuburan Balin putra Fundin, kurcaci yang berkuasa di Moria, Khazad-Dhum mereka menyebutnya. Kita terlalu lama di kuburan ini.
Pippin bodoh, dia menjatuhkan ember dan tulang Orc ke dalam sumur tua. Suaranya membangunkan Orc di luar sana. Mereka datang!! Mereka membawa Troll gua untuk menyerang kami.

Hari ke-22
Gandalf jatuh saat melawan Balrog. Dia terlalu sombong mau melawan Balrog sendirian. Dasar orang tua, begitu saja tak bisa. Sihir bodoh.

Hari ke-24
Akhirnya keluar dari gua yang mengerikan melalui celah sebelah barat. Aragorn, berilah mereka waktu untuk istirahat dan merenungi kematian Gandalf. Kau terlalu memaksakan kehendak.

Hari ke-26
Kami masuk Hutan Llorien. Orang-orang di kotaku punya dongeng aneh tentang hutan ini: kabarnya ada seorang penyihir wanita yang sangat kuat dan jahat tinggal di sini. Siapapun yang melihatnya akan jatuh ke dalam sihirnya dan tak akan bisa keluar dengan selamat.
Sial, kami disergap oleh para Peri yang membawa panah. Lalu para Peri dan Aragorn berbicara menggunakan bahasa yang aneh, aku tak bisa mengerti. Ternyata Aragorn orang yang terkenal di kalangan bangsa Peri. Aragorn sialan, Peri sialan.

Hari ke-27
Kami diundang menghadap Lord Celebron dan Lady Galadriel, raja dan ratu di Hutan Llorien. Ternyata benar, Lady bisa menggunakan sihir hanya dengan tatapannya. Ia melihat ke arah mataku, tiba-tiba ada suara Lady di kepalaku: misi ini akan gagal, Minas Tirith akan runtuh, bangsa Manusia akan hancur, Musuh akan memenangkan perang ini. Sihir ini seperti menyikasku. Keluarkan dia dari kepalaku!!!!

Hari ke-28
Aragorn menyuruhku istirahat. Bodoh, dia tak tahu apa yang ada di pikiranku: Minas Tirith akan runtuh!! Ayo kita segera bergerak membantu pasukan Gondor. Jangan berlama-lama tiduran di sini. Memuakkan.

Hari ke-29
Kami bergerak lagi dan akan segera meninggalkan Llorien menggunakan perahu yang diberikan pada kami. Lady Galadriel memberikan kenang-kenangan pada anggota Persaudaraan. Legolas diberi busur Galadhrim, Merry dan Pippin diberi Belati Noldorin, Sam diberi Tali Elven buatan Hithlain, Frodo diberi, Gimli diberi tiga rambut emas Lady, Frodo diberi lampu Earendil. Aragorn tak diberi apapun, katanya dia sudah memiliki anugerah yang hebat.
Sial, dia tak memberiku apapun. Bahkan mengucapkan salam perpisahan padaku pun tidak!! Memangnya siapa dia. Jika sudah kembali ke Gondor, aku akan membawa pasukanku membakar hutan ini. Lady sialan, hutan sialan, misi sialan.

Hari ke-30
Aragorn ngotot melarangku naik satu perahu bersama Frodo. Dia bilang: "Biar Frodo dan Sam bersamaku saja, kau bersama Merry dan Pippin". Sialan, dia sok jadi pemimpin setelah Gandalf jatuh di Moria. Huh!!!

Hari ke-31
Kami istirahat di tepi sungai. Sialan, aku sangat bosan di perahu bersama dua hobbit bodoh ini.
Malamnya, aku melihat sesosok makhluk terapung-apung di sungai sambil sembunyi di batang pohon. Aragorn bilang kalau itu Gollum, makhluk aneh yang berjalan merangkak dan memiliki sorot-mata yang jahat. Dia bilang Gollum mengikuti kami sejak di Moria. Tapi Aragorn tak bisa menangkapnya. Hahahaha, Aragorn bodoh!!
Aku memberi usul pada Aragorn agar Rombongan ini lewat ke kota Minas Tirith dan menyusun kembali kelompok untuk masuk ke Mordor. Kita bisa menggunakan pasukan Gondor untuk menyerang Mordor di tempat strategis. Tapi dia malah marah-marah padaku. Dia bilang tak akan membawa cincin itu ke tengah-tengah legiun Gondor. Dia takut aku dan tentara Gondor akan mengambil cincin ini. Dia meremehkan semangat juang bangsa Manusia. Bodoh. Sialan.

Hari ke-32
Kami istirahat di tepi sungai lagi. Aragorn memutuskan akan menyeberangi sungai di malam hari, lewat Emyin Muil dan Rawa-rawa Mati menuju Mordor. Bodoh, Emyn Muil seperti labirin yang jika kita terjebak di dalamnya tak akan bisa keluar. Dan Rawa-rawa Mati; sebuah rawa yang sangat luas dan berbau busuk sejauh mata memandang. Banyak mayat Manusia, Peri, dan Orc yang terkubur di lumpur. Bau busuk.
Aku mendapat giliran untuk mencari kayu bakar. Di hutan, aku bertemu Frodo yang terlihat sedih. Aku menasehatinya agar kembali ke rombongan, tapi dia malah cuek dan meninggalkanku seperti tak punya rasa hormat. Dia pasti punya rencana sendiri: menggunakan cincin itu untuk dirinya sendiri dan menyerahkannya pada Sauron. Sialan, aku harus merebutnya. Ternyata benar, dia memakai cincin itu di jarinya dan langsung menghilang. Sialan, kemana dia. Aku bersumpah kau akan mati membusuk bersama seluruh bangsamu!!
Sialan, apa yang terjadi? Aku seperti bukan diriku sendiri. Sepertinya pikiranku dipengaruhi cincin itu agar aku merebutnya dari Frodo. Aduh, pasti Aragorn akan marah besar dan mengusirku. Cincin bodoh, cincin sialan!!

Merry dan Pippin lari dikejar Uruk-Hai. Sialan kalian, para Uruk-Hai dari Isengard. Terkutuklah kau Saruman yang menciptakan makhluk menjijikkan ini. Tubuhnya lengket banyak lendir dan hitam. Baunya sangat busuk, lebih busuk dari Rawa-rawa Mati!! Kenapa aku harus bertarung dengan makhluk semacam ini. Sialan kalian, akan kubunuh kalian semua. Ayo maju semuanya kalau berani!!
Ternyata banyak sekali Uruk-Hai ini, tapi tak ada yang bisa mengalahkanku. Sialan, kenapa tak ada yang datang saat aku meniup Terompet Gondor ini. Padahal suaranya sangat keras. Jika saja ini wilayah Gondor, pasti ribuan tentara akan segera datang begitu mendengar suara terompet ini. Sialan, dasar tanah sialan!!

Huk.. panah menancap di dadaku menembus jantung. Siapa tadi yang berani memanahku. Ayo kesini, akan kupenggal kepalamu. 1, 2, 3, 4 Uruk Hai tersungkur oleh pedangku; aku masih bisa membunuh Uruk-Hai yang menyerang meski panah menancap di dadaku. Huk.. sialan, dia memanahku lagi kena perut. Hiaaa... kupenggal lagi beberapa Uruk-Hai. Aku memang hebat, aku memang kuat. Dua panah menembus tubuhku dan aku masih bisa membunuh banyak Uruk-Hai. Huuk... Satu panah lagi menembus dadaku. Sialan, aku tak bisa berdiri lagi. Dasar tubuh lemah, baru tiga panah sudah tak kuat berdiri.

Aragorn akhirnya tiba sendirian dan segera menyerang Uruk-Hai yang tadi memanahku. Sialan, ternyata dia hebat juga dengan pedangnya. Gerakannya sangat cepat. Eh, Uruk-Hai itu bisa bertahan meski sudah ditusuk pisau Peri milik Aragorn. Biasanya Orcs akan langsung mati terbakar saat tertusuk senjata peri. Benar-benar Uruk-Hai yang hebat. Pantas saja dia bisa mengalahkanku. Sialan..
Aragorn merangkulku yang sudah rebahan di tanah tak kuat berdri. Legolas datang bersama Gimli di belakangnya. Sepertinya Legolas cemburu Aragorn mencium keningku. Dasar kalian manusia homo!!

Akhirnya aku tak kuat lagi, darahku sudah habis karena tiga panah. Huh, sialan. Dasar misi sialan, cincin sialan, Frodo sialan, Uruk-Hai sialan, panah sialan...




Terinspirasi oleh: LOTR: The Fellowship of the Ring (movie), LOTR: Sembilan Pembawa Cintin (novel), dan http://www.ealasaid.com/misc/vsd/boromir.html


:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive