10

K&D Learns Storytelling (4)

Posted by Pambayun Kendi in ,
COGITO ERGO SUM, aku berfikir maka aku ada. 
Demikian eksistensi manusia dijelaskan oleh Descartes. Sebagai manusia dengan kondisi pemikiran yang normal (dan selalu eksis), saya mencoba untuk mengetengahkan suatu wacana tentang mengapa peringkat pendidikan Indonesia masih saja berada pada posisi yang belum membanggakan. Perguruan-perguruan tinggi di Indonesia masih segan, jika harus disandingkan dengan universitas-universitas di Eropa, Amerika, Jepang, atau bahkan Singapura dan Malaysia. Apa ya, kira-kira penyebabnya? Mari kita cermati percakapan berikut:
Mahasiswa A : mau ke mana Sob?
Mahasiswa B : makan
Mahasiswa A : di mana?
Mahasiswa B : KUCINGAN



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

6

Arti Kata "Cinta"?

Posted by Faril Lukman in
Saat membaca sebuah novel yang membahas tentang arti cinta-sejati, saya jadi teringat ketika masih bersekolah di SMA. Saat itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang sering diselingi dengan berbagai cerita ataupun diskusi siswa tentang banyak hal. Salah satunya adalah diskusi tentang apa arti dari "cinta". Tentu saja setiap siswa mengartikannya dengan pendapat pribadi masing-masing.
Saya sendiri sangat beruntung untuk bisa merekam kejadian itu dan menuliskan kembali pendapat masing-masing tentang arti CINTA. Jangan langsung menganggap pernyataan ini salah, karena memang CINTA bersifat sangat subyektif tergantung siapa yang mengalaminya dan bagaiman kejadian yang membentuk image tentang cinta.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

12

K&D Learns Storytelling (3)

Posted by Pambayun Kendi in ,
Mari kita buka cerita kali ini dengan mencoba berfikir dari sudut pandang yang berbeda. Selama ini kita memahami bahwa Malin Kundang (sebuah legenda terkenal dari kota Padang) adalah contoh yang selalu terangkat untuk menerangkan akibat yang dialami oleh anak durhaka. Malin kundang dikutuk oleh ibunya menjadi batu karena kedurhakaannya.

Bahwasannya Malin Kundang merupakan anak durhaka, bisa jadi benar adanya. Tapi, apakah kita pernah berfikir bahwa Malin Kundang-pun sebenarnya adalah korban: korban dari ibunya yang temperamental (thanks to The Panas Dalam: Malin Kundang in Memoriam). Apalagi Malin Kundang adalah seorang lelaki.  Secara tidak langsung legenda ini men-diskredit-kan kaum lelaki dan meninggikan moral wanita. Ada apa dengan kesetaraan gender? Ada yang bisa kasih tahu saya legenda yang menceritakan seorang anak perempuan yang dikutuk karena durhaka kepada bapaknya? Ada apa dengan ‘kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia?’.  Jadi, faktanya: kami, para lelaki, adalah KAUM YANG TIDAK SUKA MENGUTUK.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

20

K&D Learns Storytelling (2)

Posted by Pambayun Kendi in ,
Kalau anda pernah melihat di adegan sinetron, FTV, atau bahkan film layar lebar sekalipun, ada mahasiswi yang memakai tank top, hot pants, lingerie, dan sebangsanya ke kampus, saya nyatakan itu adalah HOAX. Saya jadi bertanya-tanya: survey di mana sih, yang nulis cerita (Kok ga ngajak-ngajak)? Saya sudah pernah berkunjung ke beberapa kampus, bahkan ke pusat mahasiswi-mahasiswi cantik sekalipun: FK Unpad, tapi tidak menemukan hal-hal yang seperti itu. Setiap kampus pasti memiliki regulasi yang jelas perihal berpakaian ini. Jadi tolonglah… para pembuat film di Indonesia. Hal-hal detail semacam itu tolong di perhatikan. Seniman dihargai karena perhatiannya kepada hal-hal detail. Atau ‘kesengajaan’ ini ditujukan secara frontal untuk menarik konsumen seperti yang diajarkan teknik standar marketing paha-dada? Saya pikir sudah bukan zamannya lagi… Suzanna sudah wafat dan Eva Arnaz juga sudah pakai jilbab. Ya Allah, ampunilah Julia Perez…



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

20

K&D Learns Storytelling (1)

Posted by Pambayun Kendi in ,
Izinkan saya untuk memulai bercerita dengan menegaskan status saya sebagai ‘fresh graduate’. Pertanyaan yang paling menyebalkan bagi seorang fresh graduate adalah: habis kuliah mau ke mana? Atau sudah kerja di mana? Sumpah, benar-benar menyebalkan, dan kalau tidak mengigat batas-batas kepatutan dan statuta FIFA, pastilah saya akan jawab dengan berapi-api ala pidato Bung Tomo: ke Gambilangu (untuk pertanyaan 1) dan kerja jadi Germo (untuk pertanyaan 2)

PS: akan jadi lucu dan merasuk jika sebelumnya anda pernah menonton video dabingan DORAEMON GAMBILANGU.



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive