6

Hidup Itu Berkembang, Kawan

Posted by Faril in
Setahun sudah aku tertidur dalam pikiranku sendiri. Terlelap dalam pertanyaan sederhana yang lama sekali kutemukan gerbang keluarnya. Beberapa pertanyaan sederhana yang bagi kebanyakan orang hanyalah renungan biasa, tak perlu dipikirkan lagi, dan tak butuh jawaban pasti.
Bagiku, ini adalah pertanyaan awal sebelum menanyakan hal lain yang lebih kompleks tentang kehidupan dan dunia. Yang seharusnya dicari jawabannya sebelum sibuk menganalisa pertanyaan lain. Sebuah pertanyaan sederhana dan terasa remeh: "Apa makna kehidupan ini?" "Kenapa kita lahir tanpa pengetahuan dan baru mengetahuinya setelah bertambah umur?"
- - - - - - - - - 
Lipatan memori terbuka kembali diantara jepitan membran-membran otak. Sebuah waktu singkat berisi obrolan sederhana dengan teman lama semasa sekolah. Sebuah diskusi dengan sesama orang awam yang berharap memiliki hidup sempurna.
"Sebenarnya, ada rumus yang mengatur kehidupan di dunia nggak sih? Seperti rumus gravitasi yang mengatur pergerakan benda angkasa?"
"Sebuah peraturan yang mengendalikan kehidupan ini agar berjalan lancar maksudmu?"
"Seperti itulah"
"Dalam beberapa pengalaman berdiskusi dengan orang dewasa, aku menyimpulkan bahwa 'hidup itu berkembang', kawan"
Aku hanya mengernyitkan dahi merasa kurang mengerti selama beberapa tetes air terdengar. Belum sempat sebuah kata terucap diantara dua bibirku, dia langsung meneruskan pendapatnya tentang kehidupan ini.

"Sebaiknya aku tak menjelaskan maksud sebenarnya. Aku hanya akan memberi kau beberapa contoh agar kau mengartikannya sendiri. Kau tahu rumus Einstein tentang Relativitas, kan?"
"Ya, aku tahu dari pelajaran Fisika di tingkat yang lalu".
"Ternyata saat ini, para ilmuwan menyatakan bahwa rumus itu hanya berlaku bagi relativitas secara sederhana dan umum. Sedangkan untuk menghitung relativitas yang lebih khusus, maka rumus tadi tak berlaku dan dibutuhkan rumus yang lain. Pendapat ini baru diperoleh beberapa tahun setelah dunia mengakui hanya ada satu  teori relativitas, yakni dari Einstein."
"Lalu, apa hubungannya?"
"Aku beri contoh lagi. Ada sebuah karya arsitektur di Amerika berupa gedung yang digunakan sebagai apartment. Bangunan ini sangat rapi dan terlihat seragam. Bahkan jendelanya terlihat berbaris. Beberapa waktu setelah diresmikan, bangunan itu dianggap sebagai karya arsitektur terbaik tahun itu. Bahkan, beberapa bangunan yang dirancang setelahnya, meniru konsep bangunan tadi."
Aku mengangguk ala kadarnya karena masih menebak-nebak apa maksud semua ini.
"Tapi setelah beberapa tahun digunakan, banyak terjadi tindak kriminal di sekitar maupun di dalam area bangunan tadi. Setelah dilakukan penelitian, ternyata bangunan yang seragam membuat penghuninya merasa stress dan tertekan. Akhirnya bangunan itu tak digunakan lagi dan akhirnya diambrukkan"
"Jadi, bangunan yang awalnya dianggap sebagai karya terbaik, justru setelah beberapa tahun dianggap sebagai karya terburuk."
"Kau mulai bisa mendapat kesimpulannya."
Aku masih saja tak mengerti apa hubungan antara kehidupan yang berkembang, rumus relativitas baru yang ditemukan, dan perubahan pendapat mengenai bangunan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala secara pelan.

"Ha.. ha... ha..."
Dia malah tertawa sejadi-jadinya.
"Kau belum mengerti juga? Baiklah, ini contoh yang terakhir. Jika kau masih tak mengerti, renungkanlah nanti sebelum kau tidur. Ketika zaman kejayaan Yunani, seorang kepala negara bisa merangkap sebagai kepala pemerintahan, kepala militer, sekaligus kepala keagamaan. Begitu juga dengan zaman Kerajaan Mesir, Republik Romawi, Kerajaan Daud dan Sulaiman, bahkan hingga zaman Rasulullah. Tapi sekarang, semua jabatan itu dipisahkan karena kondisi saat ini jauh lebih rumit dan kompleks dibanding masa lalu."
"Eeee...."
"Sudahlah, kau pikir sendiri sana"
Dia pun meninggalkanku dengan tanda tanya yang masih menempel di jidadku, berharap dia menjelaskan apa maksud pendapatnya tentang "Kehidupan yang Berkembang".
- - - - - - - - -
Setelah sekian tahun, akhirnya aku baru mengerti ucapannya kala itu. Ternyata bahwa hidup ini benar-benar berkembang, baik jumlah kehidupan, pengetahuan manusia, persoalan yang terjadi, bahkan jagat raya juga berkembang ukurannya. Semua hal benar-benar berkembang.
Sewaktu kecil kita hanya mengerti beberapa hal yang kita temui di lingkungan sekitar. Saat semakin dewasa, pikiran kita semakin matang dengan banyak sekali pengetahuan yang kita terima. Ketika awalnya kita menganggap sesuatu itu benar, bisa saja saat lebih dewasa kita menemukan sesuatu yang lebih benar dan menganggap pengetahuan kita terdahulu itu kurang tepat.
Jadi, jangan pernah menyesali apa yang pernah kita lakukan di masa lalu dan mengaggapnya sebuah kesalahan besar setelah kita mengetahui hal yang sebenarnya. Hidup itu berkembang, kawan.....


Setting ruang: lembaran-lembaran otak
Terinspirasi oleh: sejenak saat asistensi produk eksplorasi Tugas Akhir 



:: Berapa bintang yang kau beri? ::.

6 percakapan:

  1. hehe keren sob pemikirannya,,sbg seorg arsitek kalau setiap merancang sesuatu tdk hanya berdasar azas keindahan semata,, tetapi hrs berdasar juga oleh analisa dampak lingkungan,,salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak hanya itu,sobat.. tapi juga termasuk aspek fungsi.. Percuma aja kita mendesain dan membuat sesuatu tapi akhirnya tidak berfungsi dengan baik dan membuat pengguna merasa nyaman..

      Hapus
  2. Nice post, jadi lebih terinspirasi..

    BalasHapus
  3. kenapa kita lahir? "apakah tujuan kita lahir untuk berkembang apakah cukup dengan kesimpulan berkembang, saya fikir tidak! kehidupan itu rumit hingga tak akan ada yang tau. berkembang itu bukanlah makna tapi hasil dari cara dan masih ada hasil lain dari perkembangan. hidup itu berfikir. ya.. kita tak berfikir maka kita mati, anda semua mau melakukan hal terkecil saja yaitu berjalan jika ada genangan air anda akan berfikir seperti yang dikatakan oleh Descartes "aku berfikir maka aku ada". otak kita tak pernah berhenti berfikir memang semakin kita mencari maka akan semakin bertambah pengalaman kita (berkembang) tapi apakah hidup kita akan terus berkembang? TIDAK. contoh usia: usia kita dari 0.1.2.3.4. dst. di akhir bukan malah berkembang tapi kita kembali. memang jika di fikir secara logis umur kita berkembang tapi apakah jasad kita dan jiwa kita masih menyatu dan terus berkembang?proses itu yang harus anda fikir lagi. maaf sekali saya hanya mengeluarkan pendapat saya tentang hidup. tapi saya menghargai pendapat anda tentang hidup yang selalu berkembang karena tanpa perkembangan hudup akan sepi dan akhirnya gila. namun ingat hidup itu tidak akan selamanya berkembang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk mengetahui tujuan kita lahir dan diberi kehidupan, Anda bisa menemukannya di kitab-suci Anda. Jika pada kitab-suci umat Muslim, maka sudah sangat jelas disebutkan kenapa manusia diciptakan dan untuk apa manusia hidup.

      Hapus
    2. Aduh, saya sangat tidak setuju dengan Descartes pada bagian "aku berpikir maka aku ada (aku berpikir, karena itu aku ada)". Saya lebih senang menyebut "Aku ada, maka aku berpikir (aku ada, karena itu aku berpikir)". Seharusnya kita ada terlebih dahulu, maka kita harus berpikir. Bukan kita berpikir dulu, maka kita harus ada. Karena kita hidup (di"ada"kan) dan diberi otak ditujukan agar kita selalu untuk berpikir. Bukan dengan berpikir, maka kita bisa menjadi ada.
      Berkembang yang saya maksudkan di sini adalah pengetahuan dari manusia, bukan tentang fisik jasmani ataupun hal semacam itu. Berkembang di sini termasuk juga budaya dan peradaban, meskipun mengalami kemerosotan (bagi sebagian orang disebut kemerosotan, tapi bagi sebagian yang lain merupakan perkembangan).

      Saya justru sangat senang jika ada yang kurang setuju dengan pendapat saya, dari situ lah akan ada diskusi..

      p.s. Meskipun Anda berpendapat bahwa semakin tua, maka tubuh tidak mengalami perkembangan. Sebenarnya itu juga perkembangan, kawan. Setidaknya berkembang untuk mempersiapkan jiwa dan raga kita menuju tahap kehidupan selanjutnya.. Hidup itu berkembang, kawan.

      Hapus

Copyright © sedetik di bulan All rights reserved. Black Sakura | Faril Lukman | Nurul Rizki | Pambayun Kendi.
Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive